Palangka Raya (ANTARA) - Wali Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Fairid Naparin mengatakan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 di kota setempat mencapai 96,39 persen dari total kasus positif.

"Dari total 17.657 pasien COVID-19, terdapat 17.019 orang yang dinyatakan sembuh. Artinya, tingkat kesembuhan warga kita mencapai 96,39 persen," kata Fairid di Palangka Raya, Ahad.

Meski tingkat kesembuhan pasien cukup tinggi, masyarakat setempat tetap diminta selalu waspada terhadap penyebaran COVID-19. Warga juga pun diminta menaati aturan yang ada dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Dia mengatakan berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya, sampai Sabtu (9/4), dari seluruh kasus positif, masih ada 105 warga atau 0,59 persen masyarakat yang menjalani perawatan. Satgas setempat juga mencatat sebanyak 533 pasien meninggal dunia.

Baca juga: Satgas: Pasien sembuh COVID-19 Kalteng capai 54.649 orang

Baca juga: Masjid Raya Darussalam Kalteng tekankan prokes saat ibadah Ramadhan


Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19, Pemerintah Kota Palangka Raya, melalui tim gugus tugas terus melakukan berbagai upaya mulai dari sosialisasi, deteksi dini, pengamanan hingga penanganan kasus.

Terlebih lagi, beberapa kasus merupakan penularan baru dan lainnya merupakan kontak erat atau terpapar dari anggota keluarga terdekat.

"Belum lagi saat ini kita telah masuk Bulan Ramadhan dan dilanjutkan Idul Fitri. Mari kita pastikan di bulan yang kita nantikan setiap tahun ini kondisi aman, nyaman dan kesehatan warga terjaga," katanya.

Pemerintah bersama berbagai pihak terkait pun menggencarkan vaksinasi sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi paparan virus tersebut.

Pihaknya pun akan menegakkan peraturan penerapan protokol kesehatan secara tegas. Setiap pihak yang terbukti melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Di sisi lain, Fairid meminta jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah setempat tetap produktif selama Ramadhan 1443 Hijriah.

Dia mengatakan, Ramadhan justru harus dijadikan ASN semakin semangat dalam bekerja dan melayani. Karena, menurut dia, momen tahunan yang dinantikan umat Islam ini banyak mengandung kebaikan sehingga harus bisa dimaksimalkan. Fairid mengatakan bulan puasa bukan hal baru yang dihadapi para ASN dalam memberikan pelayanan publik. Bekerja di bulan Ramadhan sudah menjadi agenda rutin, sehingga tidak harus ada penyesuaian karena sudah terbiasa seperti di tahun sebelumnya.*

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 dosis dua di Palangka Raya capai 99,24 persen

Baca juga: Layanan faskes Kalteng masih terkendali hadapi lonjakan kasus COVID-19