Simoncelli dalam kenangan
23 Oktober 2011 22:11 WIB
Pebalap Honda MotoGP Marco Simoncelli asal Italia merayakan keberhasilannya meraih pole postition di Catalunya MotoGP Grand Prix di trek balap Montmelo, dekat Barcelona, Spanyol, dalam foto arsip bertanggal 4 Juni 2011 ini. Malaysian MotoGP Grand Prix diberhentikan, Minggu (23/10) setelah terjadinya kecelakaan fatal melibatkan Marco Simoncelli, yang jatuh dan tertabrak oleh Colin Edwards dan Valentino Rossi. Simoncelli tewas akibat kejadian tersebut. (FOTO ANTARA/REUTERS/Gustau Nacarino/File/ox/11.)
Sepang (ANTARA News) - Pembalap Honda Gressini asal Italia, Marco Simoncelli, yang meninggal dunia akibat kecelakaan pada balap MotoGP Malaysia, Minggu, dikenal sebagai sosok flamboyan dan salah satu pembalap berbakat di dunia otomotif.
Dengan gaya rambut kribonya, Simoncelli amat mudah dikenali. Sementara itu, bakat yang dimilikinya membuat Simoncelli selalu mendapat perhatian dari banyak pihak, demikian AFP melaporkan.
Ironisnya, Sirkuit Sepang tempat Simoncelli memastikan gelar juara dunia kelas 250cc pada 2008, menjadi sirkuit terakhir yang dipakai pembalap ini.
Kecelakaan yang melibatkan Collin Edwards dan Valentino Rossi tersebut membuat Simoncelli terkapar di lintasan. Upaya pihak media untuk menyelamatkannya gagal. Simoncelli tutup usia pada usia 24 tahun.
Dilahirkan di Cattolica, 20 Januari 1987, Simoncelli menyudahi karir balap domestiknya, dengan pindah ke tim Aprilia pada 2002. Saat itu, ia mengikuti kejuaraan MotoGP kelas 125cc.
Kemenangan pertamanya didapat pada 2004 setelah ia memulai balap dari pole position di GP Spanyol.
Pada 2006, ia kemudian naik tingkat ke kelas 250cc, dan pindah ke Tim Gilera. Bersama tim ini, Simoncelli meraih gelar juara dunia pada 2008.
Setelah meraih 12 kemenangan di kelas 250cc, ia kemudian beralih ke MotoGP. Pada 2010, Simoncelli membela Honda Gressini.
Pada Mei lalu, ia sempat terlibat kecelakaan kontroversial dengan pembalap Honda lainnya, Dani Pedrosa, saat keduanya mengikuti GP Prancis di Le Mans. Akibat kecelakaan itu, Pedrosa terpaksa menjalani operasi akibat menderita patah tulang pada bahunya.
Simoncelli dituduh telah melakukan manuver ilegal. Ia pun kerap mendapat kecaman dari fans Pedrosa akibat kasusnya dengan pembalap Spanyol tersebut.
Hasil terbaik yang ditorehkan Simoncelli di kelas MotoGP adalah posisi kedua, saat Casey Stoner memastikan gelar juaranya di GP Australia pekan lalu.
Sepekan setelah pencapaian tersebut, Simoncelli pun harus menghembuskan nafas terakhirnya.
Pembalap Formula 1, Mark Webber, menuturkan bela sungkawanya melalui akun twitternya, "RIP Marco. Bakat istimewa yang akan dirindukan. Memikirkan cintamu dan semua paddock MotoGP."
Sementara itu pembalap Moto GP, Cal Crutchlow menuliskan di twitternya, "RIP Marco Simoncelli. Pembalap hebat dan orang yang akrab dengan semuanya. Pikiranku bersama dengan keluarga dan temannya. Saya tidak akan pernah melupakan hari ini."
Kepada BBC, Stoner mengatakan, "Pada saat aku melihat cuplikan adegan tersebut, saya merasa mual. Kapanpun helm itu lepas, itu adalah pertanda buruk."
Presenter acara BBC, Matt Roberts, menggambarkan Simoncelli sebagai "sosok flamboyan baik di dalam maupun di luar track."
"Saat seseorang meninggal, semua orang selalu berkata kalau mereka cinta kehidupan. Namun ia adalah pribadi yang sangat bersemangat," imbuhnya.
"Ia telah memiliki penggemar dalam jumlah besar di seluruh dunia, meskipun kerap dicemooh karena cara balapnya yang agresif, namun ia adalah pria yang keren. Ia tidak menjadikan dirinya terlalu serius, dan (mestinya) akan menjadi bintang tahun depan."
(H-RF/I015)
Dengan gaya rambut kribonya, Simoncelli amat mudah dikenali. Sementara itu, bakat yang dimilikinya membuat Simoncelli selalu mendapat perhatian dari banyak pihak, demikian AFP melaporkan.
Ironisnya, Sirkuit Sepang tempat Simoncelli memastikan gelar juara dunia kelas 250cc pada 2008, menjadi sirkuit terakhir yang dipakai pembalap ini.
Kecelakaan yang melibatkan Collin Edwards dan Valentino Rossi tersebut membuat Simoncelli terkapar di lintasan. Upaya pihak media untuk menyelamatkannya gagal. Simoncelli tutup usia pada usia 24 tahun.
Dilahirkan di Cattolica, 20 Januari 1987, Simoncelli menyudahi karir balap domestiknya, dengan pindah ke tim Aprilia pada 2002. Saat itu, ia mengikuti kejuaraan MotoGP kelas 125cc.
Kemenangan pertamanya didapat pada 2004 setelah ia memulai balap dari pole position di GP Spanyol.
Pada 2006, ia kemudian naik tingkat ke kelas 250cc, dan pindah ke Tim Gilera. Bersama tim ini, Simoncelli meraih gelar juara dunia pada 2008.
Setelah meraih 12 kemenangan di kelas 250cc, ia kemudian beralih ke MotoGP. Pada 2010, Simoncelli membela Honda Gressini.
Pada Mei lalu, ia sempat terlibat kecelakaan kontroversial dengan pembalap Honda lainnya, Dani Pedrosa, saat keduanya mengikuti GP Prancis di Le Mans. Akibat kecelakaan itu, Pedrosa terpaksa menjalani operasi akibat menderita patah tulang pada bahunya.
Simoncelli dituduh telah melakukan manuver ilegal. Ia pun kerap mendapat kecaman dari fans Pedrosa akibat kasusnya dengan pembalap Spanyol tersebut.
Hasil terbaik yang ditorehkan Simoncelli di kelas MotoGP adalah posisi kedua, saat Casey Stoner memastikan gelar juaranya di GP Australia pekan lalu.
Sepekan setelah pencapaian tersebut, Simoncelli pun harus menghembuskan nafas terakhirnya.
Pembalap Formula 1, Mark Webber, menuturkan bela sungkawanya melalui akun twitternya, "RIP Marco. Bakat istimewa yang akan dirindukan. Memikirkan cintamu dan semua paddock MotoGP."
Sementara itu pembalap Moto GP, Cal Crutchlow menuliskan di twitternya, "RIP Marco Simoncelli. Pembalap hebat dan orang yang akrab dengan semuanya. Pikiranku bersama dengan keluarga dan temannya. Saya tidak akan pernah melupakan hari ini."
Kepada BBC, Stoner mengatakan, "Pada saat aku melihat cuplikan adegan tersebut, saya merasa mual. Kapanpun helm itu lepas, itu adalah pertanda buruk."
Presenter acara BBC, Matt Roberts, menggambarkan Simoncelli sebagai "sosok flamboyan baik di dalam maupun di luar track."
"Saat seseorang meninggal, semua orang selalu berkata kalau mereka cinta kehidupan. Namun ia adalah pribadi yang sangat bersemangat," imbuhnya.
"Ia telah memiliki penggemar dalam jumlah besar di seluruh dunia, meskipun kerap dicemooh karena cara balapnya yang agresif, namun ia adalah pria yang keren. Ia tidak menjadikan dirinya terlalu serius, dan (mestinya) akan menjadi bintang tahun depan."
(H-RF/I015)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: