Pekanbaru (ANTARA News) - Segerombolan gajah liar dikabarkan terus berkeliaran di wilayah perkampungan, bahkan melintas di jalan lintas kilometer 108-110 Desa Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kota Duri, Kabupaten Bengkalis-Pekanbaru, Minggu. Jalan itu menjadi jalur utama di sana.

Ketua Penanggulangan Konflik Gajah-Manusia Balai Raja, Kota Duri, Bengkalis, Berton Panjaitan, lewat perbincangan selular kepada ANTARA di Pekanbaru mengatakan, selain berkerumun di perkampungan dan merayap di jalan lintas, kawanan gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) juga kerap masuk ke wilayah perkebunan warga setempat.

"Sudah tidak lagi terhitung kebun warga yang di rusak gajah-gajah itu. Yang jelas, setiap hari selalu ada kebun warga yang di rusak gajah," katanya.

Menurut Panjaitan, sudah sejak lama warga di Kampung Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kota Duri, selalu di resahkan dengan kehadiran segerombolan gajah yang tidak jarang mengamuk akibat kelaparan.

"Bahkan beberapa rumah warga sempat menjadi korban amukan gajah," ujarnya.

Konflik gajah versus manusia di Balai Raja, katanya, sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir dan mulai memuncak pada 2009 hingga tahun ini.

"Sampai saat ini, sebagian besar warga, khususnya para petani di Desa Balai Raja juga terus merasa dihantui oleh kawanan gajah Sumatra itu. Takut-takut gajah-gajah itu kelaparan dan `membabi buta` di perkebunan dan perkampungan," katanya.

Sejauh ini kata dia, pihaknya bersama warga lainnya yang peduli dengan penyelesaian konflik gajah-manusia terus memonitor kondisi kerawanan di Balai Raja.

"Kami juga akan mengkalkulasi seluruh kerugian warga akibat gajah-gajah tersebut dan menyampaikannya ke pemerintah setempat dan pemerintah Provinsi Riau," ujar dia.

Menurut Berton, semua masyakat di Desa Balai Raja merupakan petani yang memiliki lahan pertanian, dan semuanya merasa dirugikan akibat amukan gajah liar yang kelaparan.

"Gajah-gajah itu juga tidak hanya merusak kebun. Sebelum-sebelumnya, akibat luput dari pengawasan, kawanan gajah sempat memblokir jalan lintas Duri-Pekanbaru hingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang," kata Berton.

Ditanya mengenai upaya mengatasi konflik gajah-manusia di Balai Raja, Berton mengakui telah melakukan berbagai cara, termasuk memberikan laporan rutin ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Amalam (BKSDA) Riau.

"Namun sejauh ini laporan kami belum kunjung ditanggapi secara baik. BKSDA hanya sempat menerjunkan tim pemantau namun belum ada upaya optimal. Alhasil, kawanan gajah liar masih tetap berebut lahan di Balai Raja," kata Panjaitan. (ANT)