Korban banjir bandang Donggala butuh pakaian sekolah
22 Oktober 2011 20:22 WIB
ilustrasi Paska Banjir warga membersihkan lumpur yang menutupi jalan di depan rumah mereka di Desa Mbuwi, Kec. Banawa Selatan, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah (FOTO ANTARA/Muhamad Nasrun)
Donggala (ANTARA News) - Korban banjir bandang pada sembilan desa di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, hingga kini masih membutuhkan pakaian sekolah, buku dan alat tulis menulis karena sebagian besar peralatan sekolah mereka hanyut saat musibah itu terjadi.
"Kalau melihat kondisi bantuan yang masuk, kelihatannya kita masih kekurangan pakaian sekolah baik SMP maupun SD," kata Penanggungjawab Logistik Posko Terpadu Kecamatan Banawa Selatan Badrun di Banawa Sabtu.
Data yang diperoleh dari Posko itu menyebutkan, jumlah siswa sekolah dasar dan madrasah Ibtidaiyah yang membutuhkan pakaian sebanyak 1.183 orang, terdiri dari 573 laki-laki dan 610 perempuan.
Mereka tersebar di Kecamatan Banawa Selatan yakni Desa Ongulara, Mbuwu, Malino, Lumbulama, Salumpaku, Bambarimi, Lalombi, dan Desa Surumana.
Sementara untuk sekolah menengah pertama sebanyak 57 orang membutuhkan pakaian, masing-masing 36 perempuan dan 21 laki-laki. Umumnya mereka berasal dari Desa Mbuwu.
Bantuan pakaian sekolah yang masuk ke Posko Terpadu Kecamatan, baru mencapai 500 pasang, yakni 250 untuk siswa perempuan dan 250 siswa laki-laki.
Hingga hari ke delapan pascabanjir bandang, sebagian besar sekolah belum aktif khususnya di Desa Mbuwu, pusat banjir bandang.
Salah seorang guru SD Negeri 02 Mbuwu, Rosiani mengatakan, belum aktifnya siswa tersebut karena mereka belum memiliki pakain sekolah dan alat tulis menulis. Saat banjir bandang menerjang, sebagian besar harta benda masyarakat tidak sempat diselamatkan karena air setinggi dua meter menggulung rumah penduduk.
"Mungkin satu minggu lagi baru anak-anak bisa sekolah. Kita tunggu dulu bantuan untuk pakaian sekolah," kata Rosiani.
Banjir bandang di Kecamatan Banawa Selatan pada Jumat (14/10) mengakibatkan tiga orang tewas, 35 rumah rusak total, 97 rusak berat serta 692 unit rusak ringan akibat terendam banjir.
Banjir juga merusak infrastruktur berupa dua jembatan rusak total, dua jembatan rusak ringan, tiga unit kantor desa terendam banjir, tujuh unit sekolah rusak ringan, tujuh tempat ibadah rusak ringan, satu buah pasar rusak berat, tiga unit Puskesdes, serta jalan rusak berat sekitar tiga kilometer.
Jalan rusak tersebut sebelumnya belum pernah diaspal namun sudah ditimbun dengan kerikil. Akibat banjir bandang, kerikil yang sudah menimbun jalan tersebut ikut terseret banjir.
(T.A055/M027)
"Kalau melihat kondisi bantuan yang masuk, kelihatannya kita masih kekurangan pakaian sekolah baik SMP maupun SD," kata Penanggungjawab Logistik Posko Terpadu Kecamatan Banawa Selatan Badrun di Banawa Sabtu.
Data yang diperoleh dari Posko itu menyebutkan, jumlah siswa sekolah dasar dan madrasah Ibtidaiyah yang membutuhkan pakaian sebanyak 1.183 orang, terdiri dari 573 laki-laki dan 610 perempuan.
Mereka tersebar di Kecamatan Banawa Selatan yakni Desa Ongulara, Mbuwu, Malino, Lumbulama, Salumpaku, Bambarimi, Lalombi, dan Desa Surumana.
Sementara untuk sekolah menengah pertama sebanyak 57 orang membutuhkan pakaian, masing-masing 36 perempuan dan 21 laki-laki. Umumnya mereka berasal dari Desa Mbuwu.
Bantuan pakaian sekolah yang masuk ke Posko Terpadu Kecamatan, baru mencapai 500 pasang, yakni 250 untuk siswa perempuan dan 250 siswa laki-laki.
Hingga hari ke delapan pascabanjir bandang, sebagian besar sekolah belum aktif khususnya di Desa Mbuwu, pusat banjir bandang.
Salah seorang guru SD Negeri 02 Mbuwu, Rosiani mengatakan, belum aktifnya siswa tersebut karena mereka belum memiliki pakain sekolah dan alat tulis menulis. Saat banjir bandang menerjang, sebagian besar harta benda masyarakat tidak sempat diselamatkan karena air setinggi dua meter menggulung rumah penduduk.
"Mungkin satu minggu lagi baru anak-anak bisa sekolah. Kita tunggu dulu bantuan untuk pakaian sekolah," kata Rosiani.
Banjir bandang di Kecamatan Banawa Selatan pada Jumat (14/10) mengakibatkan tiga orang tewas, 35 rumah rusak total, 97 rusak berat serta 692 unit rusak ringan akibat terendam banjir.
Banjir juga merusak infrastruktur berupa dua jembatan rusak total, dua jembatan rusak ringan, tiga unit kantor desa terendam banjir, tujuh unit sekolah rusak ringan, tujuh tempat ibadah rusak ringan, satu buah pasar rusak berat, tiga unit Puskesdes, serta jalan rusak berat sekitar tiga kilometer.
Jalan rusak tersebut sebelumnya belum pernah diaspal namun sudah ditimbun dengan kerikil. Akibat banjir bandang, kerikil yang sudah menimbun jalan tersebut ikut terseret banjir.
(T.A055/M027)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: