Yogyakarta (ANTARA News) - Warga yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Code yang melintas di wilayah Kota Yogyakarta terus diminta untuk meningkatkan kesiagaan dan kewaspadaan terhadap bencana banjir lahar dingin di wilayahnya.

"Pemerintah telah melakukan koordinasi dari tingkat kota hingga wilayah, termasuk dengan kecamatan dan kelurahan, tetapi masyarakat tetap harus diminta siaga dan waspada," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, Pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan sejumlah persiapan untuk menghadapi bencana banjir lahar dingin saat musim hujan, di antaranya adalah pengecekan alat komunikasi, sistem peringatan dini, jalur evakuasi, lokasi evakuasi dan titik bantuan seperti dapur umum.

Namun demikian, lanjut dia, persiapan yang telah dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi bahaya banjir lahar dingin tersebut harus tetap diimbangi oleh kewaspadaan dan kesiagaan dari masyarakat.

"Kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat menjadi salah satu upaya untuk pengurangan risiko bencana," katanya.

Sungai Code adalah sungai yang berhulu di Sungai Boyong. Sungai Boyong adalah salah satu sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, jumlah material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi pada tahun lalu yang masih menumpuk di Sungai Boyong adalah sekitar 2,8 juta meter kubik.

Saat ini, Pemerintah Kota Yogyakarta telah memiliki tiga alat early warning system (EWS) untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait ketinggian air di Sungai Code.

Pada akhir tahun, jumlah peralatan tersebut akan ditambah dua unit EWS.

Sejumlah wilayah di bantaran Sungai Code yang cukup rawan terdampak banjir lahar dingin adalah Kotabaru dan Sorosutan karena pada tahun lalu, kedua wilayah tersebut mengalami dampak terburuk.

Sementara itu, berdasarkan perkiraan dari badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, musim hujan di wilayah tersebut akan terjadi mulai akhir Oktober dari bagian utara atau di wilayah puncak Gunung Merapi.

"Hujan kemudian mulai merata hingga seluruh wilayah DIY pada pekan kedua November," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Tony Agus Wijaya.

Ia mengatakan, musim hujan akan berlangsung normal dengan puncak musim hujan terjadi pada akhir Januari 2012 atau awal Februari 2012. Intensitas curah hujan saat puncak musim hujan adalah sekitar 100 milimeter per dasarian. (T.E013)