Pelaku sebarkan paku ranjau satu kilogram dalam sebulan
22 Oktober 2011 00:03 WIB
Penjual ban menunggu pembeli di Jati Baru, Jakarta Pusat, Rabu (6/7). Penjualan ban pada kuartal pertama 2011 diperkirakan tumbuh 7 persen mencapai jumlah 12.835 juta unit dibanding penjualan ban pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 11.995 juta unit. (ANTARA/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Pelaku penyebar paku Hardi (21) warga Jembatang Gantung Kali Angke, Jakarta Barat, ternyata sudah selama tiga bulan menyebar paku di Jalan Daan Mogot.
Kapolsek Cengkareng Kompol Rudy Reinewald di Jakarta, Jumat mengatakan, tidak tanggung-tanggung, dalam sebulan dia bisa menghabiskan satu kilogram paku berukuran empat centimeter untuk ditebar.
"Pengakuannya setiap bulan 1 kilogram paku ditebar," ujar Kompol Rudy Reinewald.
Menurut Rudy Reinewald, aksi tebar paku ini sengaja dilakukan agar usaha tambal ban milik bosnya, banyak didatangi pelanggan. Keuntungan yang didapat setelah menggunakan cara yang membahayakan pengendara ini meningkat tiga kali lipat.
"Keuntungannya bisa Rp150 ribu sehari," kata Rudy Reinewald.
Sebelumnya Hardi, karyawan tambal ban yang kepergok saat beraksi menebar paku di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, itu langsung dihakimi massa di jalanan. Massa yang kesal bahkan membakar sepeda motor pelaku, Kamis kemarin.
Hardi yang diserahkan ke Polsek Cengkareng dalam kondisi bonyok mengaku disuruh bosnya, Deni (40). Namun Deni kabur setelah menyaksikan Honda Supra X B 3929 BBT miliknya dibakar massa.
Saat itu Hardi disuruh bosnya menebarkan paku di sepanjang Jalan Daan Mogot mulai dari Pesing sampai Cengkareng.
Hanya saja, ketika karyawan itu menebarkan paku di putaran Perempatan Pesing, Jakarta Barat, sejumlah orang melihat aksinya. Saat itu juga Hardi tancap gas menuju pangkalan bosnya.
Namun karena banyak warga mengepung akhirnya pemuda berambut ikal itu keburu dibekuk sebelum sampai di tujuan. Tak ayal ia dipukuli massa di depan Kantor SIM Jalan Daan Mogot Km 11 Kelurahan Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat.
Hardi mengaku ia bekerja di tempat tambal ban milik Deni sudah tiga bulan. Setiap pagi Hardi ditugaskan menebarkan paku yang setiap bulannya bisa menghabiskan sekitar satu kilogram.
"Paku sepanjang empat sentimeter dimasukkan di kotak korek api lalu dibuang di tengah jalanan. Apabila kotak korek api itu terlindas ban mobil pasti isinya berantakan di jalanan," kata Hardi yang mengaku digaji setiap harinya Rp 20 ribu.
Daerah rawan ranjau paku tercatat di Fly Over Roxi, dari arah Grogol menuju Cideng, Jakarta Pusat, kawasan MT Haryono dari arah Cawang menuju Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jalan Yos Sudarso, dari arah Cempaka Mas hingga Pelabuhan Tanjung Priok, Jalan Martadinata dari Ancol arah Pelabuhan dan sebaliknya. (ANT-009/R021)
Kapolsek Cengkareng Kompol Rudy Reinewald di Jakarta, Jumat mengatakan, tidak tanggung-tanggung, dalam sebulan dia bisa menghabiskan satu kilogram paku berukuran empat centimeter untuk ditebar.
"Pengakuannya setiap bulan 1 kilogram paku ditebar," ujar Kompol Rudy Reinewald.
Menurut Rudy Reinewald, aksi tebar paku ini sengaja dilakukan agar usaha tambal ban milik bosnya, banyak didatangi pelanggan. Keuntungan yang didapat setelah menggunakan cara yang membahayakan pengendara ini meningkat tiga kali lipat.
"Keuntungannya bisa Rp150 ribu sehari," kata Rudy Reinewald.
Sebelumnya Hardi, karyawan tambal ban yang kepergok saat beraksi menebar paku di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, itu langsung dihakimi massa di jalanan. Massa yang kesal bahkan membakar sepeda motor pelaku, Kamis kemarin.
Hardi yang diserahkan ke Polsek Cengkareng dalam kondisi bonyok mengaku disuruh bosnya, Deni (40). Namun Deni kabur setelah menyaksikan Honda Supra X B 3929 BBT miliknya dibakar massa.
Saat itu Hardi disuruh bosnya menebarkan paku di sepanjang Jalan Daan Mogot mulai dari Pesing sampai Cengkareng.
Hanya saja, ketika karyawan itu menebarkan paku di putaran Perempatan Pesing, Jakarta Barat, sejumlah orang melihat aksinya. Saat itu juga Hardi tancap gas menuju pangkalan bosnya.
Namun karena banyak warga mengepung akhirnya pemuda berambut ikal itu keburu dibekuk sebelum sampai di tujuan. Tak ayal ia dipukuli massa di depan Kantor SIM Jalan Daan Mogot Km 11 Kelurahan Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat.
Hardi mengaku ia bekerja di tempat tambal ban milik Deni sudah tiga bulan. Setiap pagi Hardi ditugaskan menebarkan paku yang setiap bulannya bisa menghabiskan sekitar satu kilogram.
"Paku sepanjang empat sentimeter dimasukkan di kotak korek api lalu dibuang di tengah jalanan. Apabila kotak korek api itu terlindas ban mobil pasti isinya berantakan di jalanan," kata Hardi yang mengaku digaji setiap harinya Rp 20 ribu.
Daerah rawan ranjau paku tercatat di Fly Over Roxi, dari arah Grogol menuju Cideng, Jakarta Pusat, kawasan MT Haryono dari arah Cawang menuju Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jalan Yos Sudarso, dari arah Cempaka Mas hingga Pelabuhan Tanjung Priok, Jalan Martadinata dari Ancol arah Pelabuhan dan sebaliknya. (ANT-009/R021)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: