Berkurangnya pasokan Bitcoin dan Ethereum dinilai jadi kabar positif
8 April 2022 10:32 WIB
Foto Dokumen: Representasi mata uang kripto Bitcoin terlihat di depan grafik saham dan dolar AS dalam ilustrasi yang diambil, 24 Januari 2022. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/Foto Dokumen
Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan menilai berkurangnya pasokan Bitcoin dan Ethereum menjadi kabar positif karena akan meningkatkan harga aset kripto tersebut jika dilihat secara jangka panjang seiring masih tingginya permintaan di pasar.
"Jika pasokan suatu kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum berkurang, justru merupakan kabar yang positif. Bitcoin dan Ethereum adalah dua aset kripto yang paling banyak ditransaksikan oleh para investor karena kedua kripto ini lebih populer dibanding kripto lainnya, menduduki peringkat teratas secara market cap di situs Coinmarketcap ataupun CoinGecko dan secara teknologi serta project pun lebih mature sehingga permintaan terhadap kedua kripto ini tinggi," ujar Oscar dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Baru baru ini, Bitcoin mencapai rekor baru dimana sebanyak 19 juta keping Bitcoin telah berhasil ditambang dari total maksimum suplai Bitcoin yaitu sebesar 21 juta. Dengan begitu, total Bitcoin yang bisa ditambang hanya tersisa sekitar 2 juta keping saja.
Tidak hanya Bitcoin, kabar menarik pun datang dari kripto peringkat dua yaitu Ethereum. Sebanyak dua juta Ethereum sudah berhasil di burn oleh para developer ETH. Burning dua juta token ETH itu bertujuan untuk meningkatkan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559.
Menurut Oscar, dua momen penting itu tentu akan banyak mengurangi pasokan dari kedua kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut.
Bitcoin dan Ethereum sering dibeli oleh para investor institusi. Seperti perusahaan besutan Michael Saylor, Micro Strategy yang baru baru ini memborong Bitcoin senilai Rp1,7 triliun lewat anak perusahaannya, MacroStrategy, menggunakan pinjaman yang didapat dari bank kripto asal San Diego, Silvergate dengan jaminan Bitcoin sebesar 205 juta dolar AS.
Pinjaman yang didapatkan dari menjaminkan BTC yang sudah dimiliki oleh MicroStrategy sebelumnya, ditujukan untuk menambah portofolio untuk disimpan sebagai investasi jangka panjang.
Tidak hanya itu, lanjut Oscar, tingginya permintaan terhadap kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum juga terjadi karena orang orang semakin sadar soal teknologi blockchain sehingga banyak negara di dunia yang melonggarkan kebijakan soal kripto sebagai suatu komoditas, alat pembayaran, bahkan devisa negara.
Fungsi kripto pun semakin dibutuhkan karena ekosistemnya, seperti NFT, defi dan metaverse yang banyak menggunakan jaringan Ethereum.
Terlebih, adanya momen seperti halving day Bitcoin selama empaf tahun sekali, para penambang akan semakin sulit mendapatkan Bitcoin. Faktor Ini juga akan menyebabkan harga Bitcoin juga semakin naik.
"Orang orang harus memahami bahwa jika minat dan permintaan akan suatu barang semakin banyak, suplai barang yang ada pun akan semakin berkurang. Sehingga nantinya harga barang pun akan naik. Hukum pasar ini juga berlaku di pasar perdagangan kripto," kata Oscar.
Melihat banyak masuknya investor kripto pemula baik itu perseorangan ataupun institusi dan regulasi negara yang mengizinkan kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum untuk difungsikan selain sebagai komoditas, Oscar melihat ke depannya Bitcoin dan Ethereum akan semakin banyak diminati mengingat ekonomi digital dunia serta adopsi kripto terus bertumbuh setiap harinya.
Berdasarkan data perdagangan Indodax per Kamis (7/4), harga Bitcoin berada di kisaran 623 juta rupiah per 1 btc dan harga Ethereum berada di kisaran 45 juta rupiah per 1 ETH.
Baca juga: Bitcoin melonjak setelah Biden teken perintah eksekutif aset digital
Baca juga: Trader menilai ada peluang cuan di balik anjloknya harga aset kripto
"Jika pasokan suatu kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum berkurang, justru merupakan kabar yang positif. Bitcoin dan Ethereum adalah dua aset kripto yang paling banyak ditransaksikan oleh para investor karena kedua kripto ini lebih populer dibanding kripto lainnya, menduduki peringkat teratas secara market cap di situs Coinmarketcap ataupun CoinGecko dan secara teknologi serta project pun lebih mature sehingga permintaan terhadap kedua kripto ini tinggi," ujar Oscar dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Baru baru ini, Bitcoin mencapai rekor baru dimana sebanyak 19 juta keping Bitcoin telah berhasil ditambang dari total maksimum suplai Bitcoin yaitu sebesar 21 juta. Dengan begitu, total Bitcoin yang bisa ditambang hanya tersisa sekitar 2 juta keping saja.
Tidak hanya Bitcoin, kabar menarik pun datang dari kripto peringkat dua yaitu Ethereum. Sebanyak dua juta Ethereum sudah berhasil di burn oleh para developer ETH. Burning dua juta token ETH itu bertujuan untuk meningkatkan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559.
Menurut Oscar, dua momen penting itu tentu akan banyak mengurangi pasokan dari kedua kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut.
Bitcoin dan Ethereum sering dibeli oleh para investor institusi. Seperti perusahaan besutan Michael Saylor, Micro Strategy yang baru baru ini memborong Bitcoin senilai Rp1,7 triliun lewat anak perusahaannya, MacroStrategy, menggunakan pinjaman yang didapat dari bank kripto asal San Diego, Silvergate dengan jaminan Bitcoin sebesar 205 juta dolar AS.
Pinjaman yang didapatkan dari menjaminkan BTC yang sudah dimiliki oleh MicroStrategy sebelumnya, ditujukan untuk menambah portofolio untuk disimpan sebagai investasi jangka panjang.
Tidak hanya itu, lanjut Oscar, tingginya permintaan terhadap kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum juga terjadi karena orang orang semakin sadar soal teknologi blockchain sehingga banyak negara di dunia yang melonggarkan kebijakan soal kripto sebagai suatu komoditas, alat pembayaran, bahkan devisa negara.
Fungsi kripto pun semakin dibutuhkan karena ekosistemnya, seperti NFT, defi dan metaverse yang banyak menggunakan jaringan Ethereum.
Terlebih, adanya momen seperti halving day Bitcoin selama empaf tahun sekali, para penambang akan semakin sulit mendapatkan Bitcoin. Faktor Ini juga akan menyebabkan harga Bitcoin juga semakin naik.
"Orang orang harus memahami bahwa jika minat dan permintaan akan suatu barang semakin banyak, suplai barang yang ada pun akan semakin berkurang. Sehingga nantinya harga barang pun akan naik. Hukum pasar ini juga berlaku di pasar perdagangan kripto," kata Oscar.
Melihat banyak masuknya investor kripto pemula baik itu perseorangan ataupun institusi dan regulasi negara yang mengizinkan kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum untuk difungsikan selain sebagai komoditas, Oscar melihat ke depannya Bitcoin dan Ethereum akan semakin banyak diminati mengingat ekonomi digital dunia serta adopsi kripto terus bertumbuh setiap harinya.
Berdasarkan data perdagangan Indodax per Kamis (7/4), harga Bitcoin berada di kisaran 623 juta rupiah per 1 btc dan harga Ethereum berada di kisaran 45 juta rupiah per 1 ETH.
Baca juga: Bitcoin melonjak setelah Biden teken perintah eksekutif aset digital
Baca juga: Trader menilai ada peluang cuan di balik anjloknya harga aset kripto
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: