Jakarta (ANTARA News) - Menelepon atau ber-SMS saat berkendara masih banyak dilakukan orang meski hal itu membahayakan diri sendiri maupun orang lain, ungkap satu penelitian baru.
Menurut hasil penelitian yang dikutip oleh Telegraph, hampir empat puluh persen pengendara di Inggris mengakui bahwa mereka memprioritaskan kehidupan sosialnya melalui telepon selular ketimbang keselamatan sendiri dan pengguna jalan lainnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh confused.com, hampir setengah pengendara menegaskan bahwa mereka dapat menggunakan telepon selular mereka selagi berkendara, dengan 27 persen mengakui mereka memasuki laman Facebook selagi berkendara.
Saat terjebak kemacetan 15 persen responden mengatakan mereka menggunakan waktu yang terbuang dengan melakukan panggilan telepon dan mengecek surat elektronik yang berhubungan dengan pekerjaan mereka, sementara 21 persen memperbarui status mereka saat berhenti di lampu merah.
Satu dari lima orang (23 persen) mengakui untuk mengecek telepon selular mereka setiap 15 menit atau lebih, sementara hampir setengah (45 persen) merasa gelisah saat mendapat panggilan telepon atau SMS saat mereka sedang menyetir.
Meskipun tiga perempat dari pengendara mengatakan mereka sadar akan denda saat menggunakan telepon sambil menyetir, 60 persen tentap menjawab panggilan telepon sambil menyetir. Akan tetapi, lebih dari 50 persen mendukung gagasan untuk memperberat hukuman kepada orang yang bertindak seperti itu.
Direktur Kampanye RoadSafe tentang berkendara aman, Adrian Walsh mengatakan, "Mengerikan, masyarakat mengecek telepon selular pintar mereka saat berkendara. Banyak penelitian dari negara lain yang membuktikan bahwa menggunakan telepon saat menyetir lebih buruk dibandingkan menyetir sambil mabuk. Menggunakan telepon selular sambil berkendara sangatlah berbahaya, sekalipun anda menggunakan 'hands-free saat mengemudi."
(SDP-02)
Masih nekat gunakan ponsel saat berkendara?
21 Oktober 2011 12:56 WIB
Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: