Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Tengah membangun kolaborasi dalam mengatasi risiko kelahiran bayi dalam kondisi tengkes akibat gizi kurang.
"Kami siap meningkatkan pencapaian program Bangga Kencana di Kota Palu guna mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat," kata Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido saat menerima kunjungan Kepala BKKBN Sulteng Tenny Calvenny Soriton di Palu, Kamis.
Melalui aksi konvergensi, Pemkot Palu telah menetapkan 33 kelurahan sebagai lokus penanganan ketengkesan anak tahun 2022. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian melibatkan multipihak sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
"Selain menggunakan data PK21 untuk intervensi keluarga, kami juga menggunakan data Survei Studi Gizi Indonesia (SSGI) sesuai standar nasional. SSGI Kota Palu berada di angka 23,9 persen," ujar Reny.
Guna memantapkan kolaborasi, Pemkot Palu sedang mempersiapkan rencana kerja sama lanjutan lewat nota perjanjian kerja sama (PKS) dengan BKKBN Pusat tentang pelayanan dan konseling KB melalui aplikasi klik KB serta PKS dengan BKKBN perwakilan Sulteng tentang sistem elektronik evaluasi
stunting.
Baca juga: Presiden: Perlu pendampingan calon pengantin untuk cegah tengkes Pemkot Palu, melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB), mulai bergerak memantau dan memberikan penguatan kepada warga di 24 kampung KB.
"Penguatan ini sebagai upaya mempercepat pencapaian target indikator program KB, termasuk penguatan menurunkan angka ketengkesan," ucap Reny.
Selain itu, BKKBN juga memiliki data induk untuk kepentingan pemetaan permasalahan di daerah khususnya menyangkut keluarga dan kesehatan keluarga dalam mencegah anak dan bayi lahir tengkes.
"Data PK21 bisa di pakai untuk kebijakan program pemerintah daerah, karena datanya lengkap cocok untuk data induk jika dibutuhkan," kata Tenny.