Orang Mesir lebih suka sahur bersama ketimbang "bukber"
7 April 2022 12:09 WIB
Arsip foto - Anak-anak melihat Hajja Dalal Mesaharati (46 tahun) memukul drum untuk membangunkan Muslim agar bersantap sahur sebelum memulai puasa bulan Ramadhan, di daerah Maadi, Kairo, Mesir (13/4/2021). ANTARA/REUTER/Hayam Adel/hp.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Duta Besar RI untuk Mesir Muhamad Aji Surya mengatakan rutinitas warga Mesir bergeser ke malam hari saat Ramadhan, termasuk menyantap sahur bersama di restoran dan kafe.
“Jangan harap pagi dan siang hari kita bisa dengan mudah menemukan yang buka seperti di bulan-bulan biasa,” kata Aji dalam acara “Antara Obrol Bareng Edisi Ramadhan Mancanegara” secara virtual, Rabu.
Di pertokoan hampir semua aktivitas baru dimulai pada sore hari hingga dini hari, kata dia.
Ia mengatakan banyak warga Mesir selama Ramadhan juga tidak tidur hingga waktu sahur tiba dan baru beristirahat setelah salat subuh.
Jalan dan tempat publik pada waktu berbuka puasa cenderung lebih sepi karena orang-orang Mesir lebih memilih berbuka puasa di rumah masing-masing bersama keluarga.
“Beda dengan di Indonesia di mana orang-orang justru ramai-ramai keluar rumah menjelang waktu berbuka. Sebaliknya, di Mesir orang-orang lebih gemar menghabiskan waktu sahur di luar rumah,” kata Aji.
Dari pukul 01.00 hingga 03.00 dini hari restoran dan kafe dipastikan ramai pengunjung. Bahkan tak sedikit mereka yang makan sahur di taman-taman layaknya tengah berpiknik, kata dia.
Ia juga mengatakan para ibu menyajikan menu iftar (buka puasa) terbaik dan tak pelit lagi soal makanan selama Ramadhan. Lauk berbuka dengan porsi besar dan bermacam-macam selalu tersaji, kata dia.
Makanan yang biasa disajikan terutama yang berprotein tinggi, seperti ayam bakar, hamam mahsyi (burung dara bakar isi nasi), koftah, ikan goreng dan daging kambing.
Untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, makanan yang dihidangkan tak cuma roti, tapi juga nasi dengan berargam olahan, seperti nasi basmati yang berwarna kuning, nasi khas Mesir yang dicampur dengan sedikit bihun dan nasi merah yang dicampur dengan kismis, kata Aji.
Para ibu, kata dia, juga selalu menyiapkan makanan-makanan manis khas Ramadhan, dari mulai kunafa (kue dari tepung, kacang, madu dan kelapa), qatayef (kue kacang dicampur madu), hingga subya (minuman kental dari susu dan kelapa).
Minuman-minuman andalan saat Ramadhan di antaranya tamr hind (tamarin/asam), qamar eddin (fermentasi buah aprikot), serta aneka macam jus dan minuman bersoda, kata Aji.
Baca juga: Selama Ramadhan, banyak "maidaturrahman" gratis di Mesir
Baca juga: Jejak Islam di Spanyol dalam menu spesial Ramadhan
Baca juga: KBRI beri bantuan sembako Ramadhan kepada WNI di Tunisia
“Jangan harap pagi dan siang hari kita bisa dengan mudah menemukan yang buka seperti di bulan-bulan biasa,” kata Aji dalam acara “Antara Obrol Bareng Edisi Ramadhan Mancanegara” secara virtual, Rabu.
Di pertokoan hampir semua aktivitas baru dimulai pada sore hari hingga dini hari, kata dia.
Ia mengatakan banyak warga Mesir selama Ramadhan juga tidak tidur hingga waktu sahur tiba dan baru beristirahat setelah salat subuh.
Jalan dan tempat publik pada waktu berbuka puasa cenderung lebih sepi karena orang-orang Mesir lebih memilih berbuka puasa di rumah masing-masing bersama keluarga.
“Beda dengan di Indonesia di mana orang-orang justru ramai-ramai keluar rumah menjelang waktu berbuka. Sebaliknya, di Mesir orang-orang lebih gemar menghabiskan waktu sahur di luar rumah,” kata Aji.
Dari pukul 01.00 hingga 03.00 dini hari restoran dan kafe dipastikan ramai pengunjung. Bahkan tak sedikit mereka yang makan sahur di taman-taman layaknya tengah berpiknik, kata dia.
Ia juga mengatakan para ibu menyajikan menu iftar (buka puasa) terbaik dan tak pelit lagi soal makanan selama Ramadhan. Lauk berbuka dengan porsi besar dan bermacam-macam selalu tersaji, kata dia.
Makanan yang biasa disajikan terutama yang berprotein tinggi, seperti ayam bakar, hamam mahsyi (burung dara bakar isi nasi), koftah, ikan goreng dan daging kambing.
Untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, makanan yang dihidangkan tak cuma roti, tapi juga nasi dengan berargam olahan, seperti nasi basmati yang berwarna kuning, nasi khas Mesir yang dicampur dengan sedikit bihun dan nasi merah yang dicampur dengan kismis, kata Aji.
Para ibu, kata dia, juga selalu menyiapkan makanan-makanan manis khas Ramadhan, dari mulai kunafa (kue dari tepung, kacang, madu dan kelapa), qatayef (kue kacang dicampur madu), hingga subya (minuman kental dari susu dan kelapa).
Minuman-minuman andalan saat Ramadhan di antaranya tamr hind (tamarin/asam), qamar eddin (fermentasi buah aprikot), serta aneka macam jus dan minuman bersoda, kata Aji.
Baca juga: Selama Ramadhan, banyak "maidaturrahman" gratis di Mesir
Baca juga: Jejak Islam di Spanyol dalam menu spesial Ramadhan
Baca juga: KBRI beri bantuan sembako Ramadhan kepada WNI di Tunisia
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: