Yellen: Rusia harus dikeluarkan dari G20, AS boikot beberapa pertemuan
7 April 2022 06:43 WIB
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS, Washington, DC, AS (6/4/2022). ANTARA/Michael Brochstein/Sipa USA via Reuters Connect/pri.
Washington (ANTARA) - Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Rabu (6/4/2022) bahwa Rusia harus dikeluarkan dari forum ekonomi utama Kelompok 20 (G20), dan Amerika Serikat akan memboikot "sejumlah pertemuan G20" jika pejabat Rusia muncul.
Komentarnya pada sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS menimbulkan pertanyaan tentang peran masa depan G20 setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Sejak 2008, kelompok G20 telah menjadi forum internasional utama untuk isu-isu mulai dari bantuan COVID-19 hingga utang lintas batas dan juga termasuk China, India, Arab Saudi, dan negara-negara lain yang enggan mengutuk tindakan Rusia.
Baca juga: Anggota DPR: Indonesia perlu berperan selamatkan G20 dari perpecahan
Yellen mengatakan kepada anggota parlemen bahwa invasi Rusia ke Ukraina dan pembunuhan warga sipil di Bucha "tercela, merupakan penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap tatanan global berbasis aturan, dan akan memiliki dampak ekonomi yang sangat besar di Ukraina dan sekitarnya."
Amerika Serikat dan sekutu utamanya telah menempatkan penekanan yang lebih besar dalam beberapa bulan terakhir pada pengelompokan G7 dari negara-negara demokrasi industri, yang kepentingannya lebih selaras, menggunakan pertemuan G7 untuk mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap perang Rusia di Ukraina.
Yellen mengatakan bahwa pemerintahan Biden ingin mendorong Rusia keluar dari partisipasi aktif di lembaga-lembaga internasional utama, tetapi mengakui bahwa tidak mungkin Rusia dapat dikeluarkan dari Dana Moneter Internasional mengingat aturannya.
Baca juga: Kelompok bantuan: Atasi krisis pangan jangan singkirkan Rusia dari G20
"Presiden Biden menjelaskan, dan saya tentu setuju dengannya, bahwa Rusia tidak bisa menjadi sesuatu yang biasa di lembaga keuangan mana pun," kata Yellen dalam menanggapi sebuah pertanyaan. “Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20, dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” kata Yellen.
Indonesia memegang kursi kepresidenan tahun ini dan akan menjadi tuan rumah pertemuan keuangan pada Juli dan pertemuan puncak para pemimpin pada November.
Seorang juru bicara Departemen Keuangan kemudian mengatakan bahwa Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 pada 20 April di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia di Washington dan pertemuan deputi terkait.
Pertemuan keuangan April akan diadakan secara langsung dan virtual dan partisipasi Rusia belum jelas saat ini.
Rusia telah mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin bermaksud untuk menghadiri KTT G20 di Bali tahun ini dan telah menerima dukungan China untuk tetap berada dalam kelompok tersebut.
Baca juga: China dukung sikap Indonesia terkait konflik Rusia-Ukraina di G20
Komentarnya pada sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS menimbulkan pertanyaan tentang peran masa depan G20 setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Sejak 2008, kelompok G20 telah menjadi forum internasional utama untuk isu-isu mulai dari bantuan COVID-19 hingga utang lintas batas dan juga termasuk China, India, Arab Saudi, dan negara-negara lain yang enggan mengutuk tindakan Rusia.
Baca juga: Anggota DPR: Indonesia perlu berperan selamatkan G20 dari perpecahan
Yellen mengatakan kepada anggota parlemen bahwa invasi Rusia ke Ukraina dan pembunuhan warga sipil di Bucha "tercela, merupakan penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap tatanan global berbasis aturan, dan akan memiliki dampak ekonomi yang sangat besar di Ukraina dan sekitarnya."
Amerika Serikat dan sekutu utamanya telah menempatkan penekanan yang lebih besar dalam beberapa bulan terakhir pada pengelompokan G7 dari negara-negara demokrasi industri, yang kepentingannya lebih selaras, menggunakan pertemuan G7 untuk mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap perang Rusia di Ukraina.
Yellen mengatakan bahwa pemerintahan Biden ingin mendorong Rusia keluar dari partisipasi aktif di lembaga-lembaga internasional utama, tetapi mengakui bahwa tidak mungkin Rusia dapat dikeluarkan dari Dana Moneter Internasional mengingat aturannya.
Baca juga: Kelompok bantuan: Atasi krisis pangan jangan singkirkan Rusia dari G20
"Presiden Biden menjelaskan, dan saya tentu setuju dengannya, bahwa Rusia tidak bisa menjadi sesuatu yang biasa di lembaga keuangan mana pun," kata Yellen dalam menanggapi sebuah pertanyaan. “Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20, dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” kata Yellen.
Indonesia memegang kursi kepresidenan tahun ini dan akan menjadi tuan rumah pertemuan keuangan pada Juli dan pertemuan puncak para pemimpin pada November.
Seorang juru bicara Departemen Keuangan kemudian mengatakan bahwa Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 pada 20 April di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia di Washington dan pertemuan deputi terkait.
Pertemuan keuangan April akan diadakan secara langsung dan virtual dan partisipasi Rusia belum jelas saat ini.
Rusia telah mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin bermaksud untuk menghadiri KTT G20 di Bali tahun ini dan telah menerima dukungan China untuk tetap berada dalam kelompok tersebut.
Baca juga: China dukung sikap Indonesia terkait konflik Rusia-Ukraina di G20
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: