Jakarta (ANTARA News) - Partai koalisi pendukung SBY-Boediono diminta
menghormati dan menerima kenyataan pengurangan menteri di kabinet.
"Disinilah seninya antara koalisi dan hak prerogatif presiden. Hak
prerogatif ini melekat pada presiden, tapi koalisi adalah realitas.
Sebenarnya tidak ada hubungan hak prerogatif dengan koalisi. Koalisi
dalam rangka memenangkan SBY-Boediono pada saat itu. Disisi lain ada hak
prerogatif presiden yang tidak dapat diintervensi," kata Sekretaris
Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Taufik Kurniawan.
Menurut Taufik, partai koalisi harusnya memahami keputusan SBY. Karena koalisi juga tidak punya hak mereshuffle kabinet.
"Dan saya melihat semuanya sudah memahami juga. Sungguhpun kita terkait
koalisi kita tidak bisa mengintervensi terlalu jauh hak prerogatif
presiden. Disitulah kita harus mengikhlaskan untuk kesuksesan pemerintah
dengan mendukung hak prerogatif presiden," terangnya.
Apalagi sebagai pengguna, SBY lebih memahami siapa-siapa yang pantas
menjadi pembantunya. Meski partai koalisi boleh mengusulkan nama-nama
menteri.
"Terlepas dari apapun ini kan ibaratnya kita memasak, hanya koki yang
tahu. Kita menempatkannya pada hak prerogatif Pak SBY sebagai presiden
dalam mengakselerasi program presiden. Sehingga kita optimis kinerja
pemerintahan akan makin efektif," kata Wakil Ketua DPR RI itu.
Demikian juga penambahan wakil menteri, ia berharap tak lagi dikritisi berlebihan.(Zul)
Partai koalisi harus hormati dan terima hasil reshuffle
19 Oktober 2011 16:43 WIB
Taufik Kurniawan (FOTO ANTARA/Andika Wahyu)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011
Tags: