Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono "patut diacungi dua jempol" terkait hasil perombakan kabinet atau reshuffle.
"Perombakan kabinet kali ini, Presiden SBY menunjukan kewenangan penuhnya bahwa dia tidak bisa diintervensi. Untuk itu saya kasih jempol dua. Bahwa partai politik dan LSM bisa menekan. Tapi tak bisa, dari unsur itu saya angkat topi," kata Priyo menanggapi perombakan kabinet di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.
Wakil Ketua DPR RI itu juga mengatakan, pemilihan menteri-menteri yang dilakukan oleh Presiden SBY tentu sudah dipertimbangkan dengan baik dan matang.
"Terkait orang yang dipilih, pasti Presiden SBY sudah mempertimbangkan dengan matang. Apakah kabinet akan kedodoran atau hebat, ujar Priyo.
Sementara itu, Priyo meminta kepada Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin untuk belajar banyak dari pendahulunya, Patrialis Akbar.
Patrialis Akbar menurut Priyo adalah sosok yang memiliki talenta dan komunikasi yang bagus dengan DPR RI.
"Figur patrialis , saya nilai performancenya cukup tinggi dan terukur meski suka dikritik. Kelebihan Patrialis adalah, dia mempunyai talenta yang amat baik. Saran saya kepada penggantinya, Pak Amir tidak ragu-ragu untuk meniru Patrialis. Sehebat apapun Menkumham, kalau tidak ada talenta, akan susah berkomunikasi dengan DPR RI, akan percuma," saran Priyo.
Terkait penunjukan duet Amir Syamsuddin dan Denny Indrayana, dirinya memaklumi penunjukan duet tersebut.
"Kita hormati pilihan presiden. Agaknya saya maklumi Presiden SBY menginginkan Menkumham dipegang oleh seluruh hulubalang beliau," kata Priyo.(Zul)
Priyo acungi dua jempol untuk Presiden Yudhoyono
19 Oktober 2011 13:28 WIB
Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso (FOTO ANTARA/Andika Wahyu)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: