Semarang (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang, Fitriyah, menilai produk reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II menerima banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan dalam tiga tahun ke depan.

"Jika dilihat dari pidato Presiden, reshuffle kabinet ini adalah untuk perbaikan kinerja dalam tiga tahun ke depan dan ada banyak PR yang menjadi sisi ideal Presiden seperti penegakan hukum dan reformasi birokrasi," katanya.

Fitriyah mengatakan, jika dilihat dari wakil menteri yang terpilih menunjukkan mereka memiliki latarbelakang di bidang kementerian yang bersangkutan.

"Akan tetapi jika dilihat dari menteri, tidak banyak perubahan dan hal ini sesuai dengan `style` Presiden yang hati-hati meskipun sebenarnya bisa memainkan hak prerogatif. Apalagi Presiden dipilih langsung oleh rakyat dan mendapat suara yang signifikan sehingga seharusnya lebih berani," katanya.
(N008/I006)