Jakarta (ANTARA) - Emiten penyedia energi baru terbarukan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) kini mulai dapat memperoleh kontribusi pendapatan dari PT Nagata Dinamika Hidro Madong (NDHM) selaku anak usaha perseroan yang telah mencapai Commercial Operation Date (COD) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) Madong pada akhir Maret 2022.

PLTM Madong memulai konstruksi pada 2019 dengan nilai investasi sebesar Rp437 miliar. Dengan dicapainya tahapan COD, maka PLTM Madong bisa langsung berkontribusi pada pendapatan operasional KEEN.

Wakil Presiden KEEN Wilson Maknawi dalam keterangan di Jakarta, Rabu, mengatakan, pada 2022, kontribusi pendapatan PLTM Madong ditaksir sekitar Rp63 miliar dan pada 2023 sekitar Rp87 miliar.

"PLTM ini menjadi pembangkit listrik dengan energi terbarukan yang ketiga milik KEEN, setelah PLTA Pakkat 18 MW di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara dan PLTA Air Putih 21 MW di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Dengan dicapainya tahapan commercial operation date ini, berarti tahun ini PLTM Madong sudah memberi kontribusi pada pendapatan perusahaan," ujar Wilson.

Menurut Direktur Operasional KEEN Karel Sampe Pajung, PLTM Madong dibangun dengan kapasitas daya terpasang sebesar 10 MW dan target produksi tahunan mencapai 74,46 GWh.

Pembangkit tersebut memanfaatkan aliran Sungai Maiting yang terletak di Desa Madong, Kecamatan Dende’ Piongan Napo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

"Kontraktor yang kami tunjuk, PT Anhe Konstruksi Indonesia memulai pembangunan PLTM Madong pada Januari 2020 dan selesai pada Januari 2022 atau masa pembangunan selama dua tahun," ujar Karel.

Secara teknis, jenis hydropower PLTM Madong termasuk dalam tipe run-of-river (ROR). Struktur utamanya meliputi bendungan dengan sistem pintu, terowongan saluran air untuk pengalihan air, penstock, serta pembangkit tenaga listrik, dll.

PT Nagata Dinamika Hidro Madong pun telah menunjuk Global Hydro GmbH sebagai vendor penyedia peralatan utama PLTM Madong.

"Penunjukan Global Hydro, perusahaan asal Austria, dengan pertimbangan perusahaan ini memiliki spesialisasi di bidang manufaktur turbin air dan peralatan hydro-mechanical. Jadi sangat berpengalaman,” kata Karel.

Wilson menambahkan, PLTM Madong dibangun dengan skema build, own, operate (BOO) untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak tercapainya COD pada 25 Maret 2022.

Setelah beroperasinya PLTM Madong, KEEN mempersiapkan sejumlah proyek pembangkit lain, dengan tetap konsisten pada pengembangan energi hijau.

"Komitmen kami tetap di energi baru terbarukan, tidak berubah," kata Wilson.

Baca juga: Siloam Hospitals raup laba bersih Rp700 miliar sepanjang 2021
Baca juga: Sawit Sumbermas gandeng DTFAS tinjau keberlanjutan ke pemasok CPO
Baca juga: Produsen bahan bangunan Impack Pratama cetak laba bersih Rp210 miliar