"Kita sudah mengupayakan secara optimal agar tidak ada vaksin yang kadaluarsa tapi masih ada vaksin yang kadaluarsa," kata Herwan.
Untuk vaksin COVID-19 jenis Moderna, paling banyak berasal dari Kabupaten Bengkulu Utara yaitu mencapai 7,6 ribu dosis.
Baca juga: Ribuan dosis vaksin COVID-19 di Tulungagung kedaluwarsa
Baca juga: Pemda diminta tingkatkan koordinasi agar vaksin COVID-19 tak terbuang
Kemudian Kabupaten Bengkulu Tengah sekitar 1,9 ribu, Kabupaten Seluma sebanyak 1,6 ribu dosis, Kabupaten Lebong sekitar 726 dosis.Baca juga: Ribuan dosis vaksin COVID-19 di Tulungagung kedaluwarsa
Baca juga: Pemda diminta tingkatkan koordinasi agar vaksin COVID-19 tak terbuang
Lalu, Kabupaten Kaur 686 dosis, Kota Bengkulu 658 dosis, Kabupaten Kepahiang sekitar 266 dosis, Kabupaten Bengkulu Selatan sekitar 168 dosis.
Serta dosis vaksin yang paling sedikit kadaluarsa berasal dari Kabupaten Mukomuko sekitar 84 dosis dan Kabupaten Rejang Lebong yaitu 58 dosis.
Saat ini pihaknya telah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan tingkat Kabupaten dan Kota untuk melakukan pengecekan terhadap vaksin yang kadaluarsa khususnya jenis AstraZaneca dan Moderna.
"Agar segera dipisahkan dengan vaksin yang masa kadaluarsanya masih lama," ujarnya.
Untuk pemusnahan vaksin kadaluarsa, pihaknya masih menunggu perintah dari Kementerian Kesehatan terkait bagaimana mekanisme pemusnahan sesuai dengan prosedur yang ditentukan.*