150 angkringan disiapkan sambut pernikahan putri Sultan
16 Oktober 2011 23:39 WIB
Kanjeng Pangeran Harya (KPH) Yodanegara. SE. Msi (kanan) dan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara. BA (kiri) sesaat setelah mengikuti prosesi wisuda calon menantu Kraton Yogyakarta di komplek Kraton Yogyakarta. (ANTARA/Noveradika)
Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 150 angkringan yang menyajikan aneka minuman dan makanan disiapkan untuk menyambut pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara dengan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara.
"Angkringan yang menyajikan nasi `kucing`, tempe dan tahu goreng, tempe dan tahu bacem, pisang rebus dan pisang goreng, serta minuman jahe, susu, kopi, teh, dan jeruk itu, siap dinikmati warga masyarakat secara gratis pada 17-18 Oktober 2011," kata Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Widihasto Wasana Putra di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, angkringan itu disiapkan di sekitar simpang empat Kantor Pos Besar, Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Benteng Vredeburg, dan Jalan Malioboro.
"Masyarakat yang menyaksikan prosesi pernikahan putri bungsu Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di sekitar tempat itu melalui videotron dan layar lebar dapat menikmati berbagai sajian di angkringan secara gratis," katanya.
Ia mengatakan semua itu merupakan sumbangan sukarela dari berbagai perusahaan swasta, organisasi profesi, dan sejumlah komunitas untuk "mangayu bagya" (ikut berbahagia) atas pernikahan GKR Bendara dengan KPH Yudanegara.
Selain angkringan, di Jalan Malioboro juga akan digelar berbagai pertunjukan seni tradisional yang akrab di tengah masyarakat, seperti Theklek Jathilan, Tari Ndolalak, dan Tari Kijang Sangkar.
"Pertunjukan seni itu melibatkan warga, tidak hanya dari Yogyakarta, tetapi juga dari beberapa daerah seperti Solo, Boyolali, dan Magelang," katanya.
Rangkaian prosesi pernikahan putri bungsu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Bendara dengan KPH Yudanegara mulai berlangsung Minggu (16/10) hingga Selasa (18/10).
"Prosesi pernikahan dimulai dengan `nyantri` mempelai pria, siraman, midodareni, ijab qabul atau akad nikah, `panggih` (temu) pengantin, kirab pengantin, dan resepsi pernikahan di Kepatihan," kata putri sulung Sultan, GKR Pembayun.
Menurut dia, prosesi pernikahan tidak hanya dilakukan di keraton, tetapi juga di luar keraton, yakni kirab pengantin dari keraton menuju Kepatihan dan resepsi pernikahan di kompleks kantor gubernur DIY.
Saat ini di sejumlah titik di sekitar keraton tampak semarak dengan rangkaian hiasan, baik dari janur (daun kelapa yang masih muda) dan bunga-bunga segar yang dipasang untuk menyambut tamu.
(L.B015*H010)
"Angkringan yang menyajikan nasi `kucing`, tempe dan tahu goreng, tempe dan tahu bacem, pisang rebus dan pisang goreng, serta minuman jahe, susu, kopi, teh, dan jeruk itu, siap dinikmati warga masyarakat secara gratis pada 17-18 Oktober 2011," kata Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Widihasto Wasana Putra di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, angkringan itu disiapkan di sekitar simpang empat Kantor Pos Besar, Monumen Serangan Oemoem 1 Maret, Benteng Vredeburg, dan Jalan Malioboro.
"Masyarakat yang menyaksikan prosesi pernikahan putri bungsu Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di sekitar tempat itu melalui videotron dan layar lebar dapat menikmati berbagai sajian di angkringan secara gratis," katanya.
Ia mengatakan semua itu merupakan sumbangan sukarela dari berbagai perusahaan swasta, organisasi profesi, dan sejumlah komunitas untuk "mangayu bagya" (ikut berbahagia) atas pernikahan GKR Bendara dengan KPH Yudanegara.
Selain angkringan, di Jalan Malioboro juga akan digelar berbagai pertunjukan seni tradisional yang akrab di tengah masyarakat, seperti Theklek Jathilan, Tari Ndolalak, dan Tari Kijang Sangkar.
"Pertunjukan seni itu melibatkan warga, tidak hanya dari Yogyakarta, tetapi juga dari beberapa daerah seperti Solo, Boyolali, dan Magelang," katanya.
Rangkaian prosesi pernikahan putri bungsu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Bendara dengan KPH Yudanegara mulai berlangsung Minggu (16/10) hingga Selasa (18/10).
"Prosesi pernikahan dimulai dengan `nyantri` mempelai pria, siraman, midodareni, ijab qabul atau akad nikah, `panggih` (temu) pengantin, kirab pengantin, dan resepsi pernikahan di Kepatihan," kata putri sulung Sultan, GKR Pembayun.
Menurut dia, prosesi pernikahan tidak hanya dilakukan di keraton, tetapi juga di luar keraton, yakni kirab pengantin dari keraton menuju Kepatihan dan resepsi pernikahan di kompleks kantor gubernur DIY.
Saat ini di sejumlah titik di sekitar keraton tampak semarak dengan rangkaian hiasan, baik dari janur (daun kelapa yang masih muda) dan bunga-bunga segar yang dipasang untuk menyambut tamu.
(L.B015*H010)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: