Cinangka (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda Banten mengeluarkan material dari letusan sebanyak 12 kali dan bersuhu panas, yang jika terkena tubuh akan langsung melepuh.

"Data yang terekam oleh alat kami di pos pemantau, pada Sabtu kemarin (15/10), GAK mengeluarkan 12 kali tremor letusan yang dibarengi dengan keluarnya material dari perut GAK," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton Tripambudi, Minggu.

Dia menjelaskan, Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berstatus siaga atau pada level III ini masih berbahaya jika didekati sampai batas maksimal yang kami larang yakni, dua kilometer.

"Kalau ada warga yang mendekat sampai radius dua kilometer, tentunya sangat berbahaya, apalagi sekarang sesekali gunung itu mengeluarkan material ketika terjadi tremor letusan," katanya.

Selain mengeluarkan tremor letusan yang dibarengi dengan keluarnya material, Seismograf juga merekam sebanyak 5.548 kali terjadi gempa vulkanik, dan 15 kali hembusan.

"Jadi sepanjang Sabtu kemarin, total kegempaan vulkanik GAK sebanyak 5.575 kali," ujarnya.

Meski dinyatakan berbahaya pada radius dua kilometer, dan warga dilarang mendekat, namun pihaknya tetap meminta kepada warga untuk tidak panik dan resah dengan kegempaan yang terjadi saat ini terhadap GAK.

"Warga atau nelayan, bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa, karena lokasi larangan yang telah dikeluarkan oleh PVMBG hanya radius dua kilometer saja, sedangkan pada radius selanjutnya aman," katanya.

Pantauan dilapangan, sejumlah nelayan di Anyer, masih melaut dan mencari ikan di pesisir pantai, bahkan ada yang berada di dekat Pulau Shanghyang, jauh dari bibir pantai Anyer.
(ANT-152/R010)