Keperluan uang tunai masyarakat kembali turun
16 Oktober 2011 17:24 WIB
Seorang warga memperlihatkan pecahan uang yang diperolehnya saat menukar uang untuk Hari Raya Idul Fitri 1432H di Bank Indonesia, Denpasar, Bali, Selasa (9/8). Aktivitas menabung dalam berbagai bentuk dari masyarakat kini terjadi lagi setelah Ramadhan dan Idul Fitri berlalu. (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana)
Banjarmasin (ANTARA News) - Setelah Ramadhan dan lebaran Idul Fitri berlalu, maka keperluan masyarakat terhadap uang tunai kembali turun hal tersebut terindikasi dari total transaksi tunai bank di Kalimantan Selatan yang juga turun.
Peneliti Ekonomi Madya Senior BI Banjarmasin, Taufik Saleh, di Banjarmasin Minggu mengatakan, total transaksi tunai pada September 2011 hanya mencapai Rp1,3 triliun, turun 19,5 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun.
Selain itu, kata dia, pada September 2011 terjadi net inflow atau dana yang masuk ke bank sebesar Rp1,1 triliun, berkebalikan dengan bulan Agustus 2011 yang mengalami net outflow atau dana keluar sebesar Rp1,07 triliun.
"Biasanya sebelum lebaran, sebagian masyarakat melakukan penarikan dana besar-besaran, kemudian akan kembali menabung setelah lebaran, hal tersebut terjadi hampir setiap tahun," katanya.
Begitu juga untuk aktivitas pelaku usaha bulan September 2011 kembali meningkat, setelah sempat melambat selama bulan Agustus atau bulan Ramadan.
Membaiknya perputaran usaha tersebut berpengaruh terhadap peningkatan perputaran kliring harian yang melonjak dari Rp10,3 miliar per hari menjadi Rp77,4 miliar per hari atau meningkat 649,07 persen.
Sedangkan untuk aset perbankan, kata Taufik, tumbuh 21,06 persen, meningkat dari bulan Juli 2011 sebesar 19,89 persen.
"Kondisi tersebut berbeda dengan pertumbuhan kredit yang justru melambat," katanya.
Kredit tumbuh 20,83 persen, melambat dari bulan Juli 2011 yang tumbuh 22,20 persen.
Perlambatan terjadi pada jenis kredit produktif khususnya sektor industri pengolahan, sektor transportasi, dan sektor konstruksi
Dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat dari 22,57 persen pada Juli 2011 menjadi 24,25 persen pada Agustus 2011, peningkatan pertumbuhan terjadi pada jenis simpanan tabungan. (U004)
Peneliti Ekonomi Madya Senior BI Banjarmasin, Taufik Saleh, di Banjarmasin Minggu mengatakan, total transaksi tunai pada September 2011 hanya mencapai Rp1,3 triliun, turun 19,5 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp1,6 triliun.
Selain itu, kata dia, pada September 2011 terjadi net inflow atau dana yang masuk ke bank sebesar Rp1,1 triliun, berkebalikan dengan bulan Agustus 2011 yang mengalami net outflow atau dana keluar sebesar Rp1,07 triliun.
"Biasanya sebelum lebaran, sebagian masyarakat melakukan penarikan dana besar-besaran, kemudian akan kembali menabung setelah lebaran, hal tersebut terjadi hampir setiap tahun," katanya.
Begitu juga untuk aktivitas pelaku usaha bulan September 2011 kembali meningkat, setelah sempat melambat selama bulan Agustus atau bulan Ramadan.
Membaiknya perputaran usaha tersebut berpengaruh terhadap peningkatan perputaran kliring harian yang melonjak dari Rp10,3 miliar per hari menjadi Rp77,4 miliar per hari atau meningkat 649,07 persen.
Sedangkan untuk aset perbankan, kata Taufik, tumbuh 21,06 persen, meningkat dari bulan Juli 2011 sebesar 19,89 persen.
"Kondisi tersebut berbeda dengan pertumbuhan kredit yang justru melambat," katanya.
Kredit tumbuh 20,83 persen, melambat dari bulan Juli 2011 yang tumbuh 22,20 persen.
Perlambatan terjadi pada jenis kredit produktif khususnya sektor industri pengolahan, sektor transportasi, dan sektor konstruksi
Dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat dari 22,57 persen pada Juli 2011 menjadi 24,25 persen pada Agustus 2011, peningkatan pertumbuhan terjadi pada jenis simpanan tabungan. (U004)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: