Jakarta (ANTARA) - Pada Rabu (17/3) 2021, secara daring, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kedelapan, yaitu program SMK Pusat Keunggulan.

Kebijakan itu, merupakan upaya pemerintah menghasilkan lulusan SMK yang berkualitas.

Program SMK Pusat Keunggulan ini, kata dia, merupakan realisasi dari visi Presiden Joko Widodo mengenai sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul melalui pendidikan vokasi dan untuk meningkatkan objek SDM di dalam negeri.

Diakui saat ini masih banyak SMK di Indonesia yang belum memenuhi kebutuhan kerja sehingga tidak sedikit tantangan dan persoalan yang harus dibenahi untuk menghasilkan lulusan SMK terbaik.

Di antaranya meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah dan melakukan sinergi antara berbagai macam pemangku kepentingan.

Yang terpenting menurut Nadiem Makarim, adalah bersinergi dengan dunia kerja seperti perusahaan dan industri.

Dalam kondisi belum semua SMK belum selaras dengan kebutuhan kerja dibutuhkan pembenahan pengembangan kurikulum bersama dunia kerja, menambahkan fasilitas sekolah yang sesuai dengan standar di satuan SMK, dan harus dibenahi manajemen sekolah yang masih terbebani berbagai macam isu-isu administratif.

Program SMK Pusat Keunggulan nantinya akan menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha. Kemendikbudristek juga akan melakukan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia kerja.

Lulusan SMK diproyeksikan untuk bekerja dan diserap oleh industri, melanjutkan studi, dan bekerja untuk diri sendiri atau wirausaha.

Melalui program ini, SMK Pusat Keunggulan harus melakukan kerja sama dengan industri di mana keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi.

SMK Pusat Keunggulan juga wajib melakukan delapan langkah yang telah ditetapkan, yaitu kurikulum yang disusun bersama dengan industri, pembelajaran berbasis proyek riil dari dunia kerja, jumlah dan peran guru atau instruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja, praktik kerja lapangan atau industri, sertifikasi kompetensi, pemutakhiran teknologi dan pelatihan bagi guru atau instruktur.

Selain itu, akan ada tambahan pembinaan dari perguruan tinggi, terutama dari prodi vokasi kepada SMK. Dari 895 SMK yang terlibat, akan diprioritaskan pada 7 sektor yaitu ekonomi kreatif, permesinan, konstruksi, hospitality service, maritim, pertanian dan kerja sama luar negeri.

Baca juga: Kemendikbud sebut 476 SMK jadi pusat unggulan
Baca juga: Torehan prestasi menjadi sekolah pusat unggulan

Gandeng SMK RUS

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ekonomi kreatif di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Berkembangnya sektor ini berbanding lurus dengan permintaan tenaga ahli di berbagai industri sektor ekonomi kreatif.

Hal inilah yang kemudian mendorong Kemendikbudristek untuk melakukan kerja sama dengan SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus, Jawa Tengah, dengan mengadakan magang yang diikuti oleh siswa dan guru SMK dari berbagai daerah di Indonesia.

SMK RUS Kudus adalah salah satu SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang merupakan program pengembangan SMK dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja.

Peningkatan ini dapat dicapai dengan adanya kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Ada kelebihan dari SMK RUS Kudus, karena justru telah memiliki industrinya sendiri di SMK, dengan menerapkan sistem pembelajaran yang menyerupai industri profesional.

Selain itu para pengajar di SMK RUS Kudus juga merupakan praktisi industri, sehingga akan dengan mudah menerapkan budaya-budaya industri di sekolah.

Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Kemendikubudristek dalam memilih SMK RUS Kudus sebagai tempat magang untuk guru dan siswa terpilih dari SMK seluruh Indonesia guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki.

Kegiatan magang yang berlangsung selama dua bulan itu diharapkan mampu untuk memberikan pengalaman bekerja, layaknya berada di industri bagi siswa dan guru SMK Jurusan Animasi dan Multimedia.

Selain itu kegiatan magang ini juga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peserta dan menambah portofolio.

SMK yang terpilih untuk mengikuti program magang di SMK RUS Kudus yaitu SMKN 2 Garut (Jabar), SMKN 11 Semarang (Jateng), SMKN Darul Ulum Muncar, Kabupaten Banyuwangi (Jatim) SMKN 1 Cermee, Kabupaten Bondowoso (Jatim) SMKN 11 Malang dan SMKN 4 Malang (Jatim), SMKN 1 Delanggu, Kabupaten Klaten (Jateng), SMKN 1 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung (Jatim) dan SMKN 1 Buer, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Selain meningkatkan hard skills, kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan soft skills melalui pekerjaan yang diberikan.

Contohnya, saat peserta magang harus mengerjakan pekerjaan dengan tenggat waktu yang sangat ketat, mereka dituntut untuk bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai divisi serta berfikir kritis dan kreatif agar dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi saat menyelesaikan proyek tersebut.

Pekerjaan yang diberikan adalah proyek nyata dari industri, sehingga para peserta magang tidak hanya sekedar on the job training, tetapi dapat merasakan budaya industri yang sesungguhnya.

Sebanyak 11 pengajar dari SMK RUS Kudus, menjadi tenaga pendamping yang bertanggung jawab untuk dapat meningkatkan keterampilan peserta agar memiliki keterampilan berstandar industri.

Proses peningkatan keterampilan ini dilakukan salah satunya dengan memberikan pekerjaan disertai tenggat waktu yang ketat namun dengan menghasilkan kualitas yang sama dengan standar industri.

Baca juga: Kemendikbudristek pilih SMK RUS Kudus tempat magang SMK terpilih
Baca juga: Film animasi karya siswa SMK RUS Kudus raih sejumlah penghargaan

Tantangan besar

Meski terlihat sederhana, tetapi banyak peserta yang merasa ini sebuah tantangan besar bagi mereka.

Salah satunya adalah guru 3D modeling dari SMKN 1 Boyolangu, Erwan Septiyono.

Ia mengatakan bahwa bekerja dengan standar industri belum biasa dilakukan di SMK dan ini merupakan tantangan baginya dan meyakini bahwa tantangan ini bisa dilewati.

Ia mengaku cukup sulit karena belum terbiasa bekerja layaknya di industri, namun ia yakin setelah magang selesai, akan menerapkan ilmunya itu di SMK-nya.

Sedangkan siswa SMKN 4 Malang, Muhammad Rafli yang mengikuti magang juga merasa sangat tersanjung karena bisa terpilih dalam kegiatan magang yang pendaftarnya dari seluruh Indonesia.

Ia mengaku banyak sekali ilmu baru yang diperoleh dan ilmu yang berbeda dari yang selama ini dipelajari di sekolahnya.

"Ilmu yang saya peroleh sangat banyak, khususnya pada modeling yang sudah menggunakan software Maya yang berstandar industri," katanya.

Selain itu, ia juga mendapatkan ilmu texturing dan rendering yang baik dan benar.

Bahkan, Rafli juga belajar tentang pipeline produksi animasi yang diterapkan di industri.

Kegiatan magang yang diikuti oleh 18 siswa dan empat guru SMK Jurusan Animasi ini, dilaksanakan di SMK RUS Kudus, yang merupakan salah satu SMK binaan Djarum Foundation.

Selain memperdalam animasi, pada kesempatan magang ini para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berproses pada bidang concept art, 3D modeling, motion graphic hingga UI/UX.

Menurut Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Galuh Paskamagma kegiatan magang ini dapat menjadi bekal untuk bersaing di dunia kerja.

Ia berharap, para peserta magang dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari kegiatan magang ini di masing-masing SMK supaya bisa meningkatkan kualitas lulusannya sehingga mampu bersaing di dunia kerja.

Dalam testimoni di laman https://smkrus.sch.id/, Galuh menyatakan melalui Kelas Inspiratif SMK RUS, siswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga praktik yang langsung diberikan oleh pemateri yang ahli di bidangnya. Kelas Inspiratif bebas diikuti dan dipilih oleh siswa,sesuai minat dan ketertarikannya

Sedangkan produser film dan penulis Ita Sembiring menyebut SMK RUS banyak membekali siswa "ilmu bertahan hidup" agar menjadi lulusan yang berkompeten, dan terutama lagi paham harus berbuat apa ketika mereka sudah menyelesaikan studinya.

Mendikbudristek Nadiem Makarim menutupnya dengan menyatakan SMK Raden Umar Said Kudus telah menerapkan konsep pembelajaran "Merdeka Belajar".

Kegiatan magang yang sudah dimulai sejak bulan Februari 2022 itu, dan telah dibuat dengan standar industri. Besar kemungkinan jika para peserta menerapkannya di SMK masing-masing akan banyak bermunculan tenaga ahli di bidang animasi yang berkualitas dan lahir dari SMK-SMK di Indonesia.

Baca juga: "Pasoa dan Sang Pemberani" film buatan SMK Kudus resmi diluncurkan
Baca juga: Kudus miliki SMK bergengsi hasil kolaborasi pemerintah-swasta