Makassar (ANTARA News) - Penjualan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) di kawasan timur Indonesia jauh lebih rendah dibanding penyebaran ORI di wilayah barat dan DKI Jakarta.

Hal itu disampaikan perwakilan Direktorat Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Trie Utami saat menghadiri penawaran perdana ORI 008 yang dipasarkan PT. Danareksa Sekuritas di Makassar, Sabtu.

"Memang kita memiliki 25 agen penjualan ORI, tetapi cabang penjualan agen-agen itu tidak terlalu banyak di wilayah timur. Sehingga penyebaran ORI di wilayah timur masih lebih rendah," ucap dia.

Selain itu, lemahnya sosialisasi mengenai pentingnya surat pengakuan utang jangka panjang (ORI) dilakukan di wilayah timur masih menjadi penyebab kurangnya minat masyarakat membeli produk investasi milik pemerintah itu.

"Perbankan yang menjadi agen penjual ORI telah kami minta untuk lebih intens melakukan sosialisasi produk itu ke masyarakat, agar penyebarannya bisa merata di wilayah timur," ujarnya.

Meskipun suku bunga ORI jauh lebih rendah dibandingkan suku bunga deposito perbankan, dia mengaku penyebarannya masih belum merata di wilayah tengah dan timur Indonesia. "Kami berharap sosialisasi hingga ke kabupaten bisa mendorong penyebaran pemesanan ORI di wilayah timur yang memang cukup tertinggal jauh," ungkapnya.

Data penyebaran ORI mulai dari seri 001 hingga seri 007 mencatat penjualan masih berada di bawah angka sembilan persen, sementara penyebaran ORI di wilayah barat dan DKI Jakarta rata-rata berkisar 38 - 54 persen.

Berdasarkan data Direktorat Surat Utang Negara Kementerian Keuangan menyebutkan permintaan ORI seri 004 mencatat penjualan mencapai 16 ribu investor lebih untuk wilayah DKI Jakarta dan 18 ribu lebih untuk wilayah barat.

Sedangkan pemesan ORI seri 004 di wilayah tengah dan timur hanya sebesar 2.859 investor atau sekitar delapan persen dari total investor yang mencapai 34.292 unit sejak surat pengakuan utang itu diterbitkan 12 Maret 2008.

Saat ini pemerintah telah menerbitkan ORI seri 008 yang penawarannya dimulai sejak 7 Oktober hingga 21 Oktober 2011. Penerbitan ORI 008 guna mendukung program pelestarian lingkungan hidup ini ditawarkan dengan bunga sebesar 7,3 persen dan pajak hanya 15 persen, lebih kecil dibanding deposito yang mencapai 20 persen.

Pemerintah sejauh ini telah delapan kali menerbitkan ORI sejak peluncurkan ORI seri 001 senilai Rp3,2 triliun pada Agustus 2006 lalu. Dana penerbitan ORI tersebut digunakan untuk pembiayaan pembangunan negara. (HK/F003)