Ambon (ANTARA) - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Mustari mengakui telah menutup operasi SAR untuk mencari delapan dari 13 penumpang sepeedboat yang tenggelam antara Perairan Pulau Baam dan Pulau Teor, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.

"Penutupan operasi SAR dilakukan setelah tim SAR gabungan melakukan pencarian selama 10 hari, namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan para korban," kata Mustari di Ambon, Senin.

Baca juga: Dua korban speedboat tenggelam ditemukan

Operasi SAR mulai dilaksanakan setelah Kantor SAR Ambon menerima informasi dari Sayuti, pegawai BPBD Kabupaten SBT bahwa pada tanggal 23 Maret 2022 pukul 16:00 WIT, speedboat yang ditumpangi 13 orang tenggelam antara Perairan Pulau Baam dan Pulau Teor.

Korban yang selamat dalam musibah ini adalah Camat Teor, Indah Adhayati Rumakway, dua pegawai Bappeda Kabupaten SBT, Gusti Pattikupang dan Uya Kilkoda, serta dua orang warga, yakni Idrus Retob dan Husein Keliobas.

Sementara delapan korban yang tidak diketahui nasibnya hingga operasi SAR ditutup adalah Rinto, Ismail Hatala, dan Ibrahim Kilwouw (staf Inspektorat Kabupaten SBT), Fajrin (staf Bappeda), seorang bocah usia tiga tahun bernama Hairudin, serta Jafar Rumatiga, Saida Keliobas, dan Samsia Rumodar (anggota masyarakat).

Menurut dia, selama dilakukan operasi pencarian oleh tim SAR gabungan, baik melalui laut maupun udara sejak tanggal 23 Maret hingga 2 April 2022 ternyata tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Kelalaian pengemudi "speedboat" akibatkan lima tewas

Baca juga: Penumpang speedboat tenggelam masih kritis


"Sehubungan dengan Operasi SAR (H+10) telah dilaksanakan hingga Sabtu (2/4) dan tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan korban, hasil koordinasi dan evaluasi bersama potensi SAR, operasi SAR dihentikan dan diajukan untuk ditutup," ujarnya.

Kemudian dilanjutkan dengan pemantauan, jika ditemukan tanda-tanda korban maka operasi SAR dibuka kembali, dan seluruh unsur potensi SAR yang terlibat dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.