Cinangka (ANTARA News) - Kegempaan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda mencapai 1.468 kali sehingga Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih melarang siapapun untuk mendekat sampai radius dua kilometer.

"Aktivitas GAK terus menerus, dan seismograf mencatat pada Kamis, 13 Oktober 2011 terjadi 1.468 kali kegempaan engan rincian 1. 466 gempa vulkanik, dan dua kali hembusan," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton Tripambudi, Jumat malam.

Dia menjelaskan, kegempaan GAK sudah tiga hari mengalami penurunan yang sebelumnya mencapai angka 5 ribu sampai 6 ribu lebih. "PVMBG masih memberikan status GAK pada level III atau Siaga, karenanya masih melarang warga atau turis mendekat ke lokasi kegempaan pada radius dua kilometer," katanya menambahkan.

PVMBG juga masih menurut Anton, meminta kepada warga untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa, seperti nelayan atau lainnya. "Sepanjang rekomendasi yang telah dibuat oleh kami tidak dilanggar, saya rasa aman," katanya menambahkan.

Sementara itu salah seorang nelayan di Cinangka, Kabupaten Serang, Julkifli mengaku dengan peningkatan status GAK dari level II ke III, sedikit terganggu aktivitas mencari ikan.

"Kalau sebelum GAK statusnya Siaga, saya bisa mencari ikan sampai pinggir gunung, tapi setelah statusnya naik saya tidak berani khawatir ada kecelakaan," katanya.

Apalagi kata dia, setiap dirinya akan pergi mencari ikan di laut, istrinya selalu mengingatkan dan melarangnya untuk mendekat ke GAK. "Keluarga saya sangat khawatir dan selalu was-was kalau saya pergi ke laut, karena status GAK yang Siaga," katanya.

Diakui oleh dia, istri dan anaknya sudah meminta untuk tidak melaut lagi, dan mencari penghasilan dari profesi lain. "Saya sudah diminta oleh istri untuk berjualan kelapa di pasar, tapi karena saya sedang tidak punya modal, saya tetap menjadi nelayan," ujarnya.
(ANT-152/Z002)