Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI menyakini Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki instrumen yang jelas dan kuat dalam merekrut calon prajurit, sehingga tidak ada yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

"Dalam rekrutmen TNI ada instrumen-instrumen untuk mengecek apakah orang tertentu memiliki atau menyakini ideologi yang bertentangan Pancasila atau UUD 1945," kata Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komnas HAM terkait langkah Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang mengizinkan atau membolehkan keturunan PKI ikut seleksi prajurit TNI.

Keyakinan Taufan juga merujuk kepada salah satu contoh kasus ketika Enzo Zenz Allie ikut seleksi Akademi Militer (Akmil). Saat itu, ujar dia, banyak pihak yang meragukan pemuda berdarah Prancis tersebut karena diduga terseret organisasi yang dilarang pemerintah.
Baca juga: MPR: Sikap Panglima tolak diskriminasi keturunan PKI sesuai TAP I/MPR

Namun faktanya, ujar Taufan, TNI melalui instrumen rekrutmen yang digunakan tidak menemukan indikasi jika Enzo terlibat organisasi sebagaimana yang banyak dibicarakan orang yang tidak bertanggung jawab.

"Saya juga yakin dalam pelatihan TNI ada instrumen kuat dan membuat mereka setelah jadi prajurit mencintai Tanah Airnya," kata dia lagi.

Berkaca dari kasus yang dialami Enzo dan hampir membuatnya terkendala jadi prajurit TNI, Komnas HAM menilai hal yang sama tidak boleh kembali terulang.

Oleh karena itu, Komnas HAM mengapresiasi dan mendukung langkah Panglima TNI yang mengizinkan dan membolehkan keturunan PKI ikut seleksi TNI.

Terlebih lagi, kebijakan yang diambil Andika Perkasa dinilai Komnas HAM juga tidak bertabrakan dengan Ketetapan (TAP) MPRS XXV/1966.

"Jadi saya rasa kalau masuk TNI, mereka menjadi prajurit yang mencintai Tanah Air dan membela bangsa dan negara," ujarnya pula.
Baca juga: Komnas HAM dukung langkah Panglima izinkan keturunan PKI jadi prajurit
Baca juga: Panglima: Keturunan PKI jangan jadi alasan gagalkan calon prajurit