Depok (ANTARA) - Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris mendorong pustakawan UI mengembangkan diri jadi kreator konten.

“Di era digital ini, perpustakaan menjadi instrumen penting dalam mendiseminasikan informasi terkait pembelajaran, riset, dan pengembangan di perguruan tinggi. Sebagai agen transformasi, perpustakaan harus melakukan upaya signifikan dalam mengadopsi teknologi untuk mengembangkan kualitas dan variasi layanan," kata Abdul Haris dalam keterangan tertulis yang diterima di Depok, Minggu.

Pernyataan Prof. Haris tersebut disampaikan dalam webinar “Pustakawan sebagai Kreator Konten: Strategi Promosi di Media Sosial dengan Storytelling” yang membahas pentingnya penguasaan teknologi bagi para pustakawan demi penyebaran informasi yang masif.

Selain kemampuan teknis, pustakawan dituntut untuk membuat konten di media sosial agar manfaat literasi dapat meluas. Media sosial dan konten kini menjadi penting karena merupakan kunci menampilkan citra diri di mata publik.

Baca juga: Perpusnas sebut jumlah tenaga perpustakaan masih kurang
Baca juga: Menko PMK: Pustakawan penanggung jawab peradaban bangsa

Perpustakaan UI memiliki peran strategis untuk mencapai visi dan misi sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi. Saat ini, ada sekitar 1,5 juta koleksi yang disimpan di Perpustakaan UI dan perpustakaan fakultas.

Sebagai unit pendukung pengajaran dan penelitian, Perpustakaan UI terus mengembangkan diri dengan menambah koleksi, mengembangkan sistem, serta memberikan layanan kepada pengguna.

Informasi koleksi Perpustakaan UI dapat diakses di laman https://lib.ui.ac.id/ dan jadwal kegiatan Perpustakaan UI dapat dilihat di akun Instagram @ui_library.

Baca juga: Menko PMK dorong fungsi pustakawan berjalan optimal
Baca juga: Pustakawan harap perpustakaan daerah optimalkan fungsi pusat komunitas

Sementara itu Pendiri Komunitas Dongeng Kota Hujan, Suci Yoskarina, content writer harus menerapkan prinsip KISS (keep it short and simple), mampu berbahasa yang baik, dan dapat berpikir kreatif.

Menulis secara efektif diperlukan agar poin yang disampaikan langsung diterima pembaca. Untuk memudahkan pembaca memahami pesan yang disampaikan, konten yang dibuat harus menggunakan bahasa yang baik. Konten yang dihasilkan juga harus menarik, berbeda dari yang lain, dan tidak monoton sehingga diperlukan daya pikir kreatif.

Konten media sosial memiliki peran penting untuk branding. Digital Creator Sintiawithbooks, Sintia Astarina, menjelaskan, branding penting untuk organisasi atau institusi karena membuat mereka lebih dikenal, meningkatkan kepercayaan audiens, serta berguna dalam penyampaian pesan dan nilai.

Branding di media sosial dibangun melalui beberapa cara, salah satunya dengan konten storytelling. Konten storytelling memiliki dampak yang besar karena membangun kedekatan emosional dengan audiens.

Baca juga: Pustakawan berperan dalam keterbukaan akses sains
Baca juga: Mensos Risma semangati para pustakawan agar tidak merasa rendah diri