Wisman tertarik kunjungi Gunung Krakatau
14 Oktober 2011 09:34 WIB
Menhut Zulkifli Hasan memantau Taman Nasional Gunung Krakatau ketika melintas dengan menggunakan helikopter dari Lampung menuju Jakarta, Selasa (5/7). Kawasan seluas 1.350 kilometer persegi itu telah diproteksi sejak zaman Belanda dan secara resmi merupkan Taman Nasional sejak 1980. (FOTO ANTARA/Saptono/Spt/11)
Bandarlampung (ANTARA News) - Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia Meyti Robbot mengatakan wisatawan mancanegara banyak yang tertarik mengunjungi objek wisata Gunung Anak Krakatau.
"Namun disayangkan masih banyak masalah yang tidak mendukung, hingga kami membatalkan kunjungan ke gunung tersebut," kata Meyti Robbot.
Menurutnya, masalah yang paling mendasar, kekhawatiran penyelenggara terhadap keselamatan wisatawan, selain itu lokasi gunung tersebut juga membutuhkan waktu yang lama.
"Untuk tour di Lampung, sementara kami alihkan di sekitar Bandarlampung, Pulau Kiluan dan Taman Nasional Waykambas," tutur dia.
Pihaknya mengatakan Lampung harus bekerja keras untuk mewujudkan daerahnya sebagai salah satu tujuan wisatan nusantara dan dunia.
Dijelaskannya, pemerintah harus memberi dukungan fasilitas standar seperti infrastruktur jalan dan pengembangan bandara serta masyarakat yang sadar pariwisata.
"Namun disayangkan masih banyak masalah yang tidak mendukung, hingga kami membatalkan kunjungan ke gunung tersebut," kata Meyti Robbot.
Menurutnya, masalah yang paling mendasar, kekhawatiran penyelenggara terhadap keselamatan wisatawan, selain itu lokasi gunung tersebut juga membutuhkan waktu yang lama.
"Untuk tour di Lampung, sementara kami alihkan di sekitar Bandarlampung, Pulau Kiluan dan Taman Nasional Waykambas," tutur dia.
Pihaknya mengatakan Lampung harus bekerja keras untuk mewujudkan daerahnya sebagai salah satu tujuan wisatan nusantara dan dunia.
Dijelaskannya, pemerintah harus memberi dukungan fasilitas standar seperti infrastruktur jalan dan pengembangan bandara serta masyarakat yang sadar pariwisata.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011
Tags: