Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Kamis sore kembali naik terhadap dolar AS meski penguatannya masih dalam kisaran yang terbatas.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarBank Jakarta pada Kamis sore menguat ke posisi Rp8.873 atau naik naik 27 poin dibanding hari sebelumnya Rp8.900.

"Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan penguatan meski terbatas," kata Analis valuta asing dari Monex Investindo Futures, Johanes Ginting di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, penguatan rupiah salah satunya dipicu oleh harapan bahwa pada akhirnya parlemen Slovakia akan menyetujui rencana ekspansi Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF) yang diperlukan untuk memerangi krisis hutang di Euro.

"Potensi penguatan rupiah hari ini salah satunya dipicu oleh pasar yang masih menyambut positif rencana EFSF itu. Kondisi ini diyakini bisa mencegah penyebaran krisis Eropa," kata dia.

Ia menambahkan, kondisi itu membuat nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat seiring dengan pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya.

Selain itu, lanjut dia, rupiah naik seiring terjadinya "rally" saham global termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG) di tengah meningkatnya permintaan untuk aset beresiko.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, kodisi pasar saham yang positif dapat membuat rupiah kembali menguat terhadap dolar AS.

"Pasar AS dan Eropa ditutup naik semalam. Sentimen investor positif menyambut perkembangan positif penyelesaian utang di Yunani," kata dia.

Ia menambahkan, mata uang Asia menguat termasuk nilai tukar rupiah. Penguatan juga terjadi di pasar saham Asia termasuk IHSG yang ditutup naik 39,69 poin atau 1,09 persen menjadi 3.675,62.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (12/10) tercatat mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS menjadi Rp8.910 dibanding pada hari sebelumnya Rp8.945.
(ANT)