Standar prosedur operasi penanggulangan teror TNI-Polisi disempurnakan
13 Oktober 2011 02:42 WIB
Komando Pasukan Katak TNI-AL dengan masker penyamaran serupa Navy SEAL Angkatan Laut Amerika Serikat berparade. Dari empat satuan elit dengan kemampuan khusus yang dimiliki TNI, sudah menjadi keperluan mendesak agar mereka bisa beroperasi secara sinergis dengan mitra polisinya dalam satu badan yang integral. Diperlukan pula payung hukum tentang aturan pelibatan masing-masing pihak sehingga tidak menimbulkan ekses politis tertentu yang merugikan. (FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Penyempurnaan standar prosedur operasi penanggulangan teror antara satuan-satuan elit TNI dan Kepolisian Indonesia terus ditingkatkan. Sudah lama disadari bahwa kepaduan di antara kedua kekuatan ini dalam pencegahan dan penanggulangan teror di Tanah Air harus bisa ditingkatkan.
Salah satu arena "pengujian" penyempurnaan standar prosedur operasi ini adalah Latihan Bersama TNI-Kepolisian Indonesia bertajuk Waspada Nusa III 2011. Latihan puncak di lingkungan TNI dan Kepolisian Indonesia ini akan segera dilaksanakan dengan mengambil lokasi simulasi beragam.
Dalam latihan bersama itu, dilibatkan Detasemen Jalamangkara Korps Marinir TNI-AL, Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI-AU, Komando Pasukan Khusus TNI-AD, Gegana Kepolisian Indonesia, dan Detasemen Khusus 88 Kepolisian Indonesia.
Kesiapan latihan bersama TNI-Kepolisian Indonesia ini menjadi perhatian dari Kepala Staf Umum TNI, Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo. Bersama para komandan satuan-satuan elit TNI dan mitra polisinya, mereka memeriksa langsung kesiapan peralatan dan prosedur serta skenario latihan penanggulangan teror di Markas Komando Komando Pasukan Khusus TNI-AD di Cijantung.
Sinergitas berupa pemaduan keunggulan masing-masing satuan elit TNI dan Kepolisian Indonesia menjadi tema penting yang dibahas mereka. Dalam menanggulangi serta mencegah jaringan terorisme, terdapat dua dimensi, yaitu dimensi keamanan dan keselamatan negara serta dimensi penegakan hukum sipil. Yang terakhir ini menjadi ranah polisi sipil.
Model latihan yang diterapkan kali ini cukup berbeda ketimbang yang selama ini dilaksanakan karena juga melibatkan instansi di luar TNI dan Kepolisian Indonesia, yaitu BNPT, pemadam kebakaran, Direktorat Jenderal Bea Cukai, PT Telkom, hingga anggota-anggota satuan pengamanan di lokasi-lokasi yang dijadikan arena berlatih.
Walau tidak diungkap skenario kejadian yang akan dipergunakan, namun laiknya latihan anti teror, urutan kejadian dimulai dari informasi awal dari pelaku teror kepada pihak yang menjadi sasaran. Pihak terakhir ini menghubungi instansi yang berwenang yang berujung pada keputusan dari pemegang otoritas pertahanan dan keamanan negara menggunakan satuan-satuan elit TNI dan Kepolisian Indonesia secara bersamaan untuk menggulung mereka.
Dalam waktu kurang dari satu bulan lagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali. Paling tidak 16 kepala pemerintahan dan kepala negara akan menghadiri pertemuan puncak yang akan menjadi landasan penting bagi pembentukan Komunitas ASEAN, yang diharapkan bisa sejajar dengan Komunitas Eropa sebagai kaukus kawasan, ekonomi, dan politik.
Selain 10 kepala negara dan kepala pemerintahan anggota ASEAN, tiga negara mitra telah memastikan kehadiran kepala pemerintahannya, yaitu India, Korea Selatan, Jepang, ditambah China. Salah satu tamu negara yang dipastikan juga hadir sekaligus menyita persiapan cukup panjang dari sisi pengamanan, adalah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. (ANT)
Salah satu arena "pengujian" penyempurnaan standar prosedur operasi ini adalah Latihan Bersama TNI-Kepolisian Indonesia bertajuk Waspada Nusa III 2011. Latihan puncak di lingkungan TNI dan Kepolisian Indonesia ini akan segera dilaksanakan dengan mengambil lokasi simulasi beragam.
Dalam latihan bersama itu, dilibatkan Detasemen Jalamangkara Korps Marinir TNI-AL, Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI-AU, Komando Pasukan Khusus TNI-AD, Gegana Kepolisian Indonesia, dan Detasemen Khusus 88 Kepolisian Indonesia.
Kesiapan latihan bersama TNI-Kepolisian Indonesia ini menjadi perhatian dari Kepala Staf Umum TNI, Letnan Jenderal TNI Suryo Prabowo. Bersama para komandan satuan-satuan elit TNI dan mitra polisinya, mereka memeriksa langsung kesiapan peralatan dan prosedur serta skenario latihan penanggulangan teror di Markas Komando Komando Pasukan Khusus TNI-AD di Cijantung.
Sinergitas berupa pemaduan keunggulan masing-masing satuan elit TNI dan Kepolisian Indonesia menjadi tema penting yang dibahas mereka. Dalam menanggulangi serta mencegah jaringan terorisme, terdapat dua dimensi, yaitu dimensi keamanan dan keselamatan negara serta dimensi penegakan hukum sipil. Yang terakhir ini menjadi ranah polisi sipil.
Model latihan yang diterapkan kali ini cukup berbeda ketimbang yang selama ini dilaksanakan karena juga melibatkan instansi di luar TNI dan Kepolisian Indonesia, yaitu BNPT, pemadam kebakaran, Direktorat Jenderal Bea Cukai, PT Telkom, hingga anggota-anggota satuan pengamanan di lokasi-lokasi yang dijadikan arena berlatih.
Walau tidak diungkap skenario kejadian yang akan dipergunakan, namun laiknya latihan anti teror, urutan kejadian dimulai dari informasi awal dari pelaku teror kepada pihak yang menjadi sasaran. Pihak terakhir ini menghubungi instansi yang berwenang yang berujung pada keputusan dari pemegang otoritas pertahanan dan keamanan negara menggunakan satuan-satuan elit TNI dan Kepolisian Indonesia secara bersamaan untuk menggulung mereka.
Dalam waktu kurang dari satu bulan lagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali. Paling tidak 16 kepala pemerintahan dan kepala negara akan menghadiri pertemuan puncak yang akan menjadi landasan penting bagi pembentukan Komunitas ASEAN, yang diharapkan bisa sejajar dengan Komunitas Eropa sebagai kaukus kawasan, ekonomi, dan politik.
Selain 10 kepala negara dan kepala pemerintahan anggota ASEAN, tiga negara mitra telah memastikan kehadiran kepala pemerintahannya, yaitu India, Korea Selatan, Jepang, ditambah China. Salah satu tamu negara yang dipastikan juga hadir sekaligus menyita persiapan cukup panjang dari sisi pengamanan, adalah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. (ANT)
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: