Jakarta, 12/10 (ANTARA) - Dalam upaya mengangkat kembali citra mutiara Indonesia yang bermutu dan berdaya saing. Kementerian kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Dharma Wanita Persatuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (DWP KKP) dan Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (ASBUMI) menggelar Indonesia Pearls Festival (IPF) 2011. Secara resmi Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad hari ini (12/10) membuka IPF sebagai media promosi dan edukasi kepada masyarakat seputar mutiara Indonesia. Kegiatan ini sedianya akan berlangsung dari hari ini hingga 16 Oktober 2011, bertempat di Grand Indonesia Shopping Town, East Mall-Level G, Jakarta.

Indonesia merupakan produsen terbesar di dunia yang memproduksi mutiara jenis South Sea Pearl (SSP). Mutiara South Sea Pearl lndonesia memiliki keunikan, berupa warna maupun kilaunya yang mempesona dan abadi sepanjang masa, sehingga sangat digemari di pasar internasional. South Sea pearl merupakan salah satu komoditas sektor perikanan unggulan lndonesia yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki prospek pengembangan usaha pada masa mendatang.

Dalam perkembangannya, permintaan perhiasan mutiara mengalami peningkatan.Komoditas mutiara pun terus dituntut untuk meningkatkan ekspor guna meningkatkan devisa. Salah satu strategi branding SSP lndonesia adalah dengan memperkenalkan serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara membedakan mutiara asli dan imitasi, melalui promosi, sosialisasi, dan kerjasama pemasaran dengan pihak-pihak yang terlibat (stakeholder). Salah satu upaya KKP untuk mengendalian "serbuan" mutiara air tawar (fresh water) atau disebut mutiara imitasi asal China ke Indonesia adalah pembuatan Standar Nasional Indonesia (SNI) mutiara atau biasa disebut SNI 4989:2011. Penerbitan SNI ini merupakan dasar dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Mutiara dan Indonesia Quality Pearl Label (IQPL).

Menurut Fadel, mutiara merupakan bisnis yang menjanjikan dewasa ini. Nilai perdagangan mutiara dunia pada tahun 2011 tercatat sebesar US$ 1,5 milyar dan Indonesia baru mampu mengekspor US$ 30 juta. Padahal Indonesia sendiri merupakan negara produsen mutiara terbesar di dunia untuk jenis SSP. Setidaknya sebanyak 27 perusahaan skala menengah dan besar dengan melibatkan lebih dari 8000 orang melibatkan diri dalam bisnis ini. "Dalam memperoleh mutiara unggul harus didukung lingkungan yang baik. Untuk itu, KKP telah menerbitkan Kepmen penataan ruang wilayah pesisir untuk mendukung usaha budidaya mutiara", ujarnya.

Indonesia Pearl Festival 2011 yang kali pertama diselenggarakan menawarkan beragam mutiara SSP, seperti mutiara butiran, perhiasan mutiara, perhiasan kulit kerang, kerajinan kulit kerang, kerajinan berbahan hasil laut dan perikanan lainnya, ikan hias, produk kuliner kemasan berbahan hasil kelautan dan perikanan, dan informasi tentang mutiara. Dalam kegiatan IPF diadakan Seminar/Talk Show, agar pengunjung mendapatkan informasi mengenai budidaya mutiara, tips memilih dan merawat mutiara. Selain itu, juga akan dilakukan cocktail Gathering, yaitu acara ramah tamah untuk menjalin keakraban di antara para pengunjung dan jewellery Show yang akan menampilkan peragaan perhiasan mutiara South Sea Pearl produksi designer -designer terkenal dan ternama di Indonesia. Kehadiran Miss Universe 2011, Leila Lopez dalam acara pembukaan semakin mempromosikan IPF sekaligus mendongkrak South Sea Pearl di mata dunia internasional.

Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0811836967)