Kentang impor masuk, petani lokal terpuruk
12 Oktober 2011 11:06 WIB
Kentang Impor Pedagang kentang menyusun kentang lokal di pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (7/10). Harga kentang dalam negeri terus merosot hingga di kisaran Rp. 4.000- Rp. 4.500 perkilonya, hal tersebut dipicu maraknya kentang impor dari Cina dan Bangladesh. (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR RI Rofi Munawar mengecam kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan importasi berbagai komoditas pertanian, diantaranya impor kentang yang saat ini terjadi.
Harga jual kentang di tingkat petani anjlok hingga lima puluh persen akibat gencarnya impor kentang dari China.
"Kebijakan Kemendag memberikan izin terhadap importasi kentang, membuat petani kentang terpuruk dan tidak dapat menikmati harga yang optimum,"katanya.
Untuk kesekian kali Kementerian Perdagangan melegalisasi impor dan ini semakin menegaskan setiap kebijakan tidak berpihak kepada petani namun kepada pasar.
Impor hortikultura terus terjadi terjadi selama kurun waktu hampir 5 tahun terakhir. Kentang menjadi salah satu komoditas yang ikut serta di impor dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Harga kentang lokal mencapai Rp7000 hingga Rp8000 per kilogram, namun saat ini harga kentang lokal berkisar Rp4000-Rp4500 per kilogram.
Harga kentang anjlok di tingkat petani karena gencarnya impor kentang dari China. Kentang impor tersebut harganya hanya Rp2300-Rp2500 per kilogram. Padahal selama ini kentang menjadi komoditas hortikultura yang banyak menyumbang devisa negara.
"Mendag nampaknya tidak punya solusi lain dalam menstabilkan harga komoditas pertanian, selain dengan impor. Kebijakan perdagangan selalu dihiasi dengan impor,"ujarnya.
(D011)
Harga jual kentang di tingkat petani anjlok hingga lima puluh persen akibat gencarnya impor kentang dari China.
"Kebijakan Kemendag memberikan izin terhadap importasi kentang, membuat petani kentang terpuruk dan tidak dapat menikmati harga yang optimum,"katanya.
Untuk kesekian kali Kementerian Perdagangan melegalisasi impor dan ini semakin menegaskan setiap kebijakan tidak berpihak kepada petani namun kepada pasar.
Impor hortikultura terus terjadi terjadi selama kurun waktu hampir 5 tahun terakhir. Kentang menjadi salah satu komoditas yang ikut serta di impor dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Harga kentang lokal mencapai Rp7000 hingga Rp8000 per kilogram, namun saat ini harga kentang lokal berkisar Rp4000-Rp4500 per kilogram.
Harga kentang anjlok di tingkat petani karena gencarnya impor kentang dari China. Kentang impor tersebut harganya hanya Rp2300-Rp2500 per kilogram. Padahal selama ini kentang menjadi komoditas hortikultura yang banyak menyumbang devisa negara.
"Mendag nampaknya tidak punya solusi lain dalam menstabilkan harga komoditas pertanian, selain dengan impor. Kebijakan perdagangan selalu dihiasi dengan impor,"ujarnya.
(D011)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011
Tags: