Pangkalanbaru, Bangka Tengah (ANTARA News) - Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Prof. Mohammad Ali, mengemukakan respon akademisi terhadap kajian ke-Islaman cukup menggembirakan karena keinginannya membumikan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.

"Hal ini dapat dilihat pada jumlah paper dan penulis kajian Islam yang kebanyakan pendatang baru dengan berbagai latar belakang berbeda," ujarnya pada Konferensi Tahunan Kajian Islam ( Annual Conference on Islamic Studies) di Hotel Novotel, Pangkalanbaru, Selasa.

Ia menjelaskan, terdapat 377 paper/makalah mendaftar melalui email acis.tahun2011@gmail.com dan dari jumlah 377 paper/makalah tersebut, ada 330 paper yang memenuhi kriteria administratif.

"Berdasarkan hasil seleksi tim penilai ada 56 penulis artikel yang masuk kategori circulate papers/contributing papers. Circulate paper adalah makalah yang layak untuk diedarkan/dipublikasikan secara luas namun belum mendapat undangan untuk presentasi tahun ini," ujarnya.

Ke depan, katanya, akan terus didorong agar komunikasi akademik dan budaya akademik senantiasa dapat bertumbuh dan berkembang di Pendidikan Tinggi Agama Islam (PTAI).

Menurut dia, di Amerika Serikat ada AAR (American Academy of Religion) yang setiap tahunnya mengundang 10.000 nara sumber untuk mempresentasikan paper berbasis riset yang memuat current issues bidang keahlian yang digelutinya.

"Ada juga MESA (Middle East Studies Association) yaitu asosiasi para sarjana yang tertarik terhadap kajian wilayah Timur Tengah," ujarnya.

Menurut dia, profesor dan mahasiswa program pasca sarjana berdiskusi untuk membahas paper, hasil penelitian, buku baru ataupun bagian dari yang disertasi yang sedang ditulisnya.

Mereka mendaftar dan menanggung seluruh biaya selama kegiatan seminar berlangsung, ada juga peserta khusus yang diundang dan sumber biayanya dari sponsor perguruan tingginya atau lembaga tertentu.

Hasil-hasil plenary session dan paralel session ACIS tahun ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan ke-Islaman terutama pembangunan karakter bangsa yang berbasis nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur bangsa.

"Akhir-akhir ini, pembangunan karakter bangsa menjadi sorotan masyarakat, pemerintah, pendidik, tokoh agama, dan kaum cerdik pandai. Semuanya bertekad untuk mewujudkan bangsa ini sebagai bangsa yang maju, berdaya saing tinggi dan bermartabat," ujarnya.

Ia menjelaskan, Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) adalah konfrensi Tahunan Kajian Islam dan dari tahun ke tahun, ACIS membahas tema utama sesuai kecenderungan kajian Islam Indonesia pada saat itu. Sehingga tema-tema ACIS cukup variatif.

Untuk ACIS ke-11 tahun ini mengambil tema " Merangkai Mozaik Islam dengan ruang Publik untuk Membangun Karakter Bangsa". Tahun 2010 yang lalu mengakaji topik: Re-inventing Indonesia Islam (Menemukan Kembali Jati Diri Islam Indonesia/Nusantara).

Tahun 2009 mengusung tema: Merumuskan Kembali Kajian Keislaman Indonesia, 2008 membahas: Penguatan Peran PTAI Dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa, 2007 membahas: Kontribusi Ilmu-Ilmu Keislaman Dalam Menyelesaikan Masalah Kemanusian Pada Milenium Ketiga.

Sedangkan 2006 mengkaji: Relasi Kajian Islam dan Science Merespon Tantangan Lokal dan Global dan 2005 membahas tema: Quo Vadis Islam Studies di Indonesia.
(T.KR-WRA/I013)