Krakatau Steel kembangkan produk baja bernilai tambah
31 Maret 2022 11:18 WIB
Penandantangan nota kesepahaman tentang Kerja Sama Pengembangan Total Steel Solution oleh Direktur Pengembangan Usaha Krakatau Steel Purwono Widodo (kanan) dan Presiden Direktur PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi. (ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta)
Cikarang (ANTARA) - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor besi baja Krakatau Steel mengembangkan produk baja bernilai tambah bernama KRASHome, yakni bangunan hunian berbahan dasar konstruksi baja modern dengan konsep Light Pre-Engineered Building (Light PEB).
Untuk itu, Krakatau Steel menggandeng PT Tata Metal Lestari dengan menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Pengembangan Total Steel Solution.
“KRASHome ini adalah hasil dari perpaduan desain struktur Cold-Form Galvalume Steel dengan penggunaan material berkualitas tinggi. Konsep Light Pre-Engineered Building ini berarti konstruksinya ringan dan mudah dirangkai,” kata Direktur Pengembangan Usaha Krakatau Steel Purwono Widodo di Cikarang, Kamis.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Pengembangan Usaha Krakatau Steel Purwono Widodo dan Presiden Direktur PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi.
Purwono menyampaikan, bahan baku dari Cold-Form Galvalume Steel yang digunakan PT Tata Metal Lestari merupakan produk Cold Rolled Coil (CRC) Krakatau Steel dengan spesifikasi CRC full hard SPCC 1D.
Menurut Purwono, sistem pemasangan KRASHome yang efektif dan efisien menghasilkan bangunan yang kuat dan cepat pembangunannya. Penggunaan baja purlin atau baja lapis galvanis kekuatan tinggi (hi-ten) untuk seluruh struktur utama dari baja lapis aluminium-zinc, membuat umur pakai bangunan menjadi lebih panjang dan ekonomis.
“Semua komponen baja Purlin diproduksi dengan sistem cut to length (sesuai kebutuhan) sehingga tidak ada bahan terbuang. Lubang baut juga dibuat secara otomatis dan terintegrasi dengan produksi baja Purlin sehinga menghasilkan produk yang lebih presisi,” lanjut Purwono.
Produk KRASHome juga nantinya akan membantu memperluas pasar baja Krakatau Steel yang diperkuat dengan mitra strategis Krakatau Steel, yakni PT Tata Metal Lestari, yang juga sudah dikenal dengan produk baja purlinnya di pasar konstruksi Indonesia.
Stephanus menyatakan bahwa sebelumnya PT Tata Metal Lestari sudah membuat hunian berbasis konstruksi baja yang ditujukan untuk bantuan pembangunan rumah pasca bencana.
“Ciri khas hunian berbasis konstruksi baja dari PT Tata Metal Lestari adalah proses perangkaiannya yang mudah dilakukan dan relatif cepat, karena itu yang dibutuhkan di daerah-daerah yang terkena bencana. Dari situ kami menginisiasi hal serupa yang ditujukan untuk pembangunan mess karyawan seperti KRASHome ini,” ujar Stephanus.
Penggunaan sistem koneksi struktur baja menggunakan baut/mur anti karat memudahkan untuk bongkar pasang konstruksi baja yang struktur bajanya menggunakan material coated steel high-tensile.
“Waktu instalasi yang singkat sehingga bangunan bisa lebih cepat digunakan kemudian berat bangunan yang jauh lebih ringan menjadi keunggulan produk ini. Secara keseluruhan, penggunaan KRASHome hunian konstruksi baja ini lebih ekonomis” tutup Stephanus.
Baca juga: Menperin apresiasi industri baja nasional dobrak pasar Amerika Serikat
Baca juga: Pengamat: Reformasi industri hulu baja perlu untuk kurangi impor
Baca juga: Ekonom nilai investasi logam dan baja ringan masih menjanjikan
Untuk itu, Krakatau Steel menggandeng PT Tata Metal Lestari dengan menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Pengembangan Total Steel Solution.
“KRASHome ini adalah hasil dari perpaduan desain struktur Cold-Form Galvalume Steel dengan penggunaan material berkualitas tinggi. Konsep Light Pre-Engineered Building ini berarti konstruksinya ringan dan mudah dirangkai,” kata Direktur Pengembangan Usaha Krakatau Steel Purwono Widodo di Cikarang, Kamis.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Pengembangan Usaha Krakatau Steel Purwono Widodo dan Presiden Direktur PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi.
Purwono menyampaikan, bahan baku dari Cold-Form Galvalume Steel yang digunakan PT Tata Metal Lestari merupakan produk Cold Rolled Coil (CRC) Krakatau Steel dengan spesifikasi CRC full hard SPCC 1D.
Menurut Purwono, sistem pemasangan KRASHome yang efektif dan efisien menghasilkan bangunan yang kuat dan cepat pembangunannya. Penggunaan baja purlin atau baja lapis galvanis kekuatan tinggi (hi-ten) untuk seluruh struktur utama dari baja lapis aluminium-zinc, membuat umur pakai bangunan menjadi lebih panjang dan ekonomis.
“Semua komponen baja Purlin diproduksi dengan sistem cut to length (sesuai kebutuhan) sehingga tidak ada bahan terbuang. Lubang baut juga dibuat secara otomatis dan terintegrasi dengan produksi baja Purlin sehinga menghasilkan produk yang lebih presisi,” lanjut Purwono.
Produk KRASHome juga nantinya akan membantu memperluas pasar baja Krakatau Steel yang diperkuat dengan mitra strategis Krakatau Steel, yakni PT Tata Metal Lestari, yang juga sudah dikenal dengan produk baja purlinnya di pasar konstruksi Indonesia.
Stephanus menyatakan bahwa sebelumnya PT Tata Metal Lestari sudah membuat hunian berbasis konstruksi baja yang ditujukan untuk bantuan pembangunan rumah pasca bencana.
“Ciri khas hunian berbasis konstruksi baja dari PT Tata Metal Lestari adalah proses perangkaiannya yang mudah dilakukan dan relatif cepat, karena itu yang dibutuhkan di daerah-daerah yang terkena bencana. Dari situ kami menginisiasi hal serupa yang ditujukan untuk pembangunan mess karyawan seperti KRASHome ini,” ujar Stephanus.
Penggunaan sistem koneksi struktur baja menggunakan baut/mur anti karat memudahkan untuk bongkar pasang konstruksi baja yang struktur bajanya menggunakan material coated steel high-tensile.
“Waktu instalasi yang singkat sehingga bangunan bisa lebih cepat digunakan kemudian berat bangunan yang jauh lebih ringan menjadi keunggulan produk ini. Secara keseluruhan, penggunaan KRASHome hunian konstruksi baja ini lebih ekonomis” tutup Stephanus.
Baca juga: Menperin apresiasi industri baja nasional dobrak pasar Amerika Serikat
Baca juga: Pengamat: Reformasi industri hulu baja perlu untuk kurangi impor
Baca juga: Ekonom nilai investasi logam dan baja ringan masih menjanjikan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: