Rusia berencana undang "negara sahabat" ke pesta olahraga mahasiswa
30 Maret 2022 17:09 WIB
Menteri Olahraga Rusia Oleg Matytsin (kiri) bersama Ketua Komite Olimpiade Rusia Stanislav Pozdnyakov dalam upacara penyambutan kontingen atlet yang kembali dari Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Moskow, Rusia, pada 21 Februari 2022. (ANTARA/REUTERS/Maxim Shemetov)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Olahraga Rusia Oleg Matytsin mengatakan pihaknya berencana mengundang beberapa "negara sahabat" dalam ajang pesta olahraga mahasiswa tahun ini, di tengah atlet-atlet mereka dipinggirkan oleh dunia karena dampak invasi ke Ukraina.
"Tahun ini kami menyelenggarakan Pesta Olahraga Universitas Se-Rusia pada awal Juli, di mana kami akan memanggil universitas dari beberapa negara yang bersahabat kepada kami," kata Matytsin seperti dilansir Reuters mengutip laporan kantor berita TASS, Rabu.
Matytsin, yang tahun lalu menanggalkan jabatannya sebagai presiden Federasi Olahraga Universitas Internasional (FISU) karena putusan pengadilan terkait pelanggaran doping Rusia, tidak menyebut secara rinci negara mana saja yang akan diundang untuk pesta olahraga yang sudah dirancang jauh sebelum invasi ke Ukraina.
Baca juga: Abramovich diduga sempat diracun saat perundingan Ukraina-Rusia
Menyusul aksi militer Rusia, di mana Belarus menjadi lokasi kunci penempatan sejumlah pasukan, Komisi Olimpiade Internasional (IOC) merekomendasikan kepada federasi-federasi olahraga global untuk melarang keikutsertaan atlet Rusia dan Belarus.
FISU juga telah melakukan hal serupa untuk kompetisi-kompetisi di bawah mereka setidaknya hingga akhir tahun ini, sembari mencopot hak tuan rumah bagi Rusia dan Belarus untuk tiga kompetisi tahun 2022.
Belum jelas apakah Rusia, yang pernah menggelar Pesta Olahraga Universitas Dunia pada 2013 di Kazan, akan tetap diizinkan menjadi tuan rumah edisi 2023 yang dijadwalkan berlangsung di Yekaterinbug.
Sejak 24 Februari, Rusia mengirimkan puluhan ribu tentara mereka ke wilayah Ukraina dan melabelinya sebagai operasi khusus untuk melucuti kekuatan militer negara tetangganya itu serta membasmi orang-orang yang disebut sebagai kalangan nasionalis berbahaya.
Pasukan Ukraina secara gigih melakukan perlawanan atas aksi militer itu dan negara-negara Barat menjatuhkan sederet sanksi besar-besaran terhadap Rusia sebagai upaya memaksa mereka mundur.
Baca juga: Petenis Rusia Vera Zvonareva kirim pesan anti perang di Miami Open
Baca juga: Medvedev abaikan kemungkinan dilarang tampil di Wimbledon
"Tahun ini kami menyelenggarakan Pesta Olahraga Universitas Se-Rusia pada awal Juli, di mana kami akan memanggil universitas dari beberapa negara yang bersahabat kepada kami," kata Matytsin seperti dilansir Reuters mengutip laporan kantor berita TASS, Rabu.
Matytsin, yang tahun lalu menanggalkan jabatannya sebagai presiden Federasi Olahraga Universitas Internasional (FISU) karena putusan pengadilan terkait pelanggaran doping Rusia, tidak menyebut secara rinci negara mana saja yang akan diundang untuk pesta olahraga yang sudah dirancang jauh sebelum invasi ke Ukraina.
Baca juga: Abramovich diduga sempat diracun saat perundingan Ukraina-Rusia
Menyusul aksi militer Rusia, di mana Belarus menjadi lokasi kunci penempatan sejumlah pasukan, Komisi Olimpiade Internasional (IOC) merekomendasikan kepada federasi-federasi olahraga global untuk melarang keikutsertaan atlet Rusia dan Belarus.
FISU juga telah melakukan hal serupa untuk kompetisi-kompetisi di bawah mereka setidaknya hingga akhir tahun ini, sembari mencopot hak tuan rumah bagi Rusia dan Belarus untuk tiga kompetisi tahun 2022.
Belum jelas apakah Rusia, yang pernah menggelar Pesta Olahraga Universitas Dunia pada 2013 di Kazan, akan tetap diizinkan menjadi tuan rumah edisi 2023 yang dijadwalkan berlangsung di Yekaterinbug.
Sejak 24 Februari, Rusia mengirimkan puluhan ribu tentara mereka ke wilayah Ukraina dan melabelinya sebagai operasi khusus untuk melucuti kekuatan militer negara tetangganya itu serta membasmi orang-orang yang disebut sebagai kalangan nasionalis berbahaya.
Pasukan Ukraina secara gigih melakukan perlawanan atas aksi militer itu dan negara-negara Barat menjatuhkan sederet sanksi besar-besaran terhadap Rusia sebagai upaya memaksa mereka mundur.
Baca juga: Petenis Rusia Vera Zvonareva kirim pesan anti perang di Miami Open
Baca juga: Medvedev abaikan kemungkinan dilarang tampil di Wimbledon
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: