Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menilai para anggota legislatif PKS harus menyatu bersama rakyat dan memiliki semangat komunikasi serta kolaborasi yang selaras dengan masyarakat.

"Komunikasi dengan masyarakat itu penting, selaraskan bahasa kita dengan bahasa masyarakat, gunakan bahasa sederhana, jalin komunikasi yang erat dengan publik," kata Jazuli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Hal itu dikatakannya saat membuka acara Bimbingan Teknis (Bimtek) anggota DPR dan DPRD Fraksi PKS asal Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta di Hotel Grand Mercure Surabaya, Senin (28/3).

Jazuli mengatakan, visi PKS adalah menjadi partai Islam “rahmatan lil'alamin” dan pelopor dalam mewujudkan cita-cita nasional. Karena itu menurut dia, pejabat publik harus tampil sebagai cerminan wajah Islam yang “rahmatan lil'alamin” dalam bingkai NKRI.

Dia mengingatkan pesan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri yang aktif bersilaturahim dan bertemu tokoh masyarakat dan ulama, yaitu PKS adalah milik semua dan setiap orang bisa ikut membesarkan partai.

Baca juga: Fraksi PKS DPR usulkan hak angket terkait kelangkaan minyak goreng

Baca juga: Fraksi PKS DPR: Perlu pengaturan komprehensif tindak pidana kesusilaan


"Ketua Majelis Syuro PKS berpesan saat bertemu tokoh tidak pernah meminta dukungan untuk PKS, tapi mengatakan jika PKS adalah milik anda semua. Silakan besarkan PKS karena itu milik anda, jadi PKS ini milik semua masyarakat,” ujarnya.

Jazuli juga mengingatkan semangat kolaborasi dengan semua elemen bangsa, bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan permasalahan yang kompleks dan tidak akan bisa diselesaikan sekelompok masyarakat.

"Kita kolaborasi dengan semua pihak tanpa kecuali. Kita rasakan harapan rakyat ke PKS semakin hari semakin besar. Maka jangan kecewakan harapan rakyat, bekerja keras memenuhi harapan rakyat,” katanya.

Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan Wilayah (BPW) Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta (Jatijaya) Abdul Fikri Faqih menegaskan jika anggota legislatif PKS wajib terus meningkatkan kompetensi dan perkuat aspirasi.

Dia menilai, mengolah kompetensi itu proses yang tidak pernah final karena itu Bimtek menjadi momentum peningkatan kompetensi dengan saling bertemu anggota legislatif dari daerah lain, tukar menukar pandangan satu dengan yang lainnya.

“Surabaya, Jawa Timur dipilih sebagai tuan rumah karena memiliki akar filosofis awal mula Walisongo dan juga awal mula pergerakan nasional dimulai dari berdirinya Syariat Dagang Islam,” ujarnya.

Dia menilai, Walisongo pertama kali hadir di Jawa Timur kemudian menginspirasi pemerintahnya di Demak, Jawa Tengah.

Selain itu menurut dia, sosok HOS Tjokroaminoto yang berinteraksi di Yogya, Solo dan Surabaya, yang merupakan guru bangsa lahirkan pemimpin-pemimpin nasional kita bermula dari Surabaya.