Bekasi (ANTARA News) - Pasangan suami istri terduga teroris, Yahya dan Tia, telah menetap selama sembilan bulan di sebuah rumah kontakan Pondok Cipta Blok E No 167, RT8 RW8, Kelurahan Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Kurang lebih mereka tinggal di rumah itu sekitar sembilan bulan. Mereka mengaku tinggal sebelumnya di Penggilingan, Pondok Kopi, Jakarta Timur," kata Ketua RT08 RW08, Herdono, di Bekasi, Sabtu.

Pada saat penggerebekan di rumah kontrakan tipe 27 bercat hijau dan pagar hitam milik Oktaviyanto oleh tim Densus 88, kata dia, diketahui terdapat satu orang laki-laki yang diduga sebagai adik Yahya di dalam rumah tersebut.

"Yahya saya perkirakan berusia sekitar 40 hingga 45 tahun, sedangkan Tia sekitar 30 hingga 35 tahun dan adik dari Yahya sekitar 30 tahun. Mereka ramah dan sopan terhadap tetangga dan pengurus RT maupun RW," katanya.

Herdono mengaku sering melihat Yahya membawa perangkat Teknologi Informasi (TI) berupa Center Prosesor Unit (CPU), hard disk dan sejenisnya menggunakan sepeda motor jenis bebek.

"Saat saya tanya, buka servis komputer pak. Dia jawab, tidak, saya baru mau servis. Aktivitas membawa perangkat TI ke rumahnya itu sering saya lihat," katanya.

Dikatakan Herdono, Tia diketahui menggunakan cadar di bagian wajahnya pada tiga bulan terakhir. Sebelumnya, hanya menggunakan jilbab biasa.

"Tidak ada aktivitas yang mencurigakan di rumah itu. Pengajian rutin pun tidak ada," katanya.

Sementara itu, tetangga terduga teroris, Erna (35), mengaku jarang berinteraksi dengan keluarga Yahya. Namun Tia diketahui ramah senyum kepada siapapun yang berpapasan dengannya di jalan.

"Biasanya Tia suka tersenyum saja kalau bepapasan dengan saya atau orang lain, tapi jarang berinteraksi," ujarnya.

Sementara itu, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror melakukan penggerebekan terhadap keluarga terduga teroris terkait bom Cirebon itu sekira pukul 06.00 WIB.

"Saya dengar suara gaduh dari rumah Bu Tia sekitar pukul 06.00 WIB. Saat saya lihat, ternyata banyak petugass berseragam Densus dengan senjata lengkap," ujar Erna yang tinggal tepat di depan lokasi penggerebekan.

Menurut dia, sebagian petugas meminta seluruh warga yang berada di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk masuk kedaam rumah dan mencari tempat aman guna mengantisipasi adanya baku tembak.

"Namun, tidak sampai ada baku tembak. Penangakapan mereka tanpa perlawanan," katanya.

Sementara itu, tetangga lainnya, Taufik (51), mengaku menyaksikan petugas Densus membawa sejumlah barang yang dikemas menggunakan dua kardus dari dalam rumah tersebut.

"Kardus itu berukuran kardus air mineral," katanya. (*)