"Lutung Kasarung" hadir kembali di penghujung tahun
8 Oktober 2011 07:15 WIB
Musikal Lutung Kasarung Salah satu adegan pementasan "Musikal Lutung Kasarung" dengan Sutradara Didi Petet, penulis naskah Eddy D Iskandar dan Getar Jagat Raya, di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/12) malam. Pementasan ini mengambil legenda Lutung Kasarung perjalanan Sanghyang Guruminda yang turun ke dunia dalam wujud Lutung. Meski mengambil tema tradisi dan budaya, pengemasannya digarap secara modern dan kontemporer. (FOTO ANTARA/Agus Bebeng)
Bandung (ANTARA News) - Setelah 90 tahun sejak pertunjukan pertama, kisah Lutung Kasarung akan kembali dipentaskan dalam satu karya musikal pada Desember di Bandung.
"Kami akan menghadirkan kisah Lutung Kasarung yang sama dengan tahun 1921. Namun kami kemas dengan unsur kekinian agar relevan dengan kondisi saat ini," kata sutradara "Musikal Lutung Kasarung" (MLK) yang merupakan seniman kawakan, Didi Petet, dalam jumpa pers di Bandung, Jumat malam.
Sama dengan pertunjukan pertama Lutung Kasarung pada 1921, kisah yang akan digelar pada akhir tahun 2011 itu juga mengangkat tentang perebutan kekuasaan yang diselingi dengan romansa percintaan.
Namun, dalam pertunjukan musikal itu, kata Didi Petet menuturkan, akan menyisipkan "bodoran-bodoran" (kelakar) khas Sunda sebagai bumbu pelengkap.
"Banyak kebajikan-kebajikan dari kisah Lutung Kasarung yang harus disebarkan pada masyarakat saat ini. Masyarakat juga harus tahu bahwa khasanah budaya dan nilai-nilai kehidupan itu sudah tertanam dalam kisah yang sudah ada sejak dulu ini," tutur Didi.
Lutung Kasarung dipilih karena merupakan salah satu kekayaan budaya Jawa Barat.
"Ketika orang menyebutkan Luntung Kasarung, pasti yang terlintas adalah budaya sunda, Jawa Barat," kata Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf, penggagas Musikal Lutung Kasarung.
Legenda ini merupakan salah satu karya kolosal pertama di tatar sunda yang diciptakan Bupati Bandung RA Wiranatakusumah IV.
"Beliau membuat gending karesmen dalam pertunjukan pertama Lutung Kasarung di Alun-alun Bandung yang kemudian difilmkan, dan menjadi film pertama di Indonesia," lanjut Dede Yusuf.
Pertunjukan musikal ini akan melibatkan sejumlah seniman yang merupakan para putra Jawa Barat, di antaranya Didi Petet (sutradara), Eddy D Iskandar dan Getar Jagat Raya (penulis naskah), Ismet Ruhimat dan Iman Lukman "Samabasunda" (penata musik), Ayo Sunaryo (penata tari), serta Kania Roesli dan Deden Siswanto (penata kostum).
"Seluruh seniman yang terlibat adalah para seniman asal Jawa Barat yang mengusung tema tradisional namun seluruhnya sudah menembus internasional. Di dalam tim ini seluruhnya adalah warga Jabar, maka di situlah yang jadi kekuatan," kata Dede Yusuf.
Dalam pertunjukan musikal yang akan digelar di Kota Bandung pada 23-31 Desember itu baik musik, koreografi, hingga kostum akan tetap mengusung tema tradisional namun dikemas dalam gaya yang modern atau "pop modern culture".
"Akar dan inspirasinya tetap tradisional, namun dikemas dengan gaya modern karena disesuaikan dengan segmentasi kita, yaitu remaja dan keluarga," tutur Dede Yusuf.
Selain di Bandung, rencananya pertunjukan ini juga akan digelar di Jakarta dan Singapura. Menurut Dede, ini merupakan upaya seniman Jawa Barat dalam menunjukan kekayaan budaya kita d kancah internasional.
"Melalui Musikal Lutung Kasarung ini Kami ingin menghadirkan kearifan lokal dan menyuguhkan pertunjukan yang berkualitas di penghujung tahun ini," ungkap Dede.
Dalam kesempatan itu, baik Dede Yusuf maupun Didi Petet mengungkapkan bukan tidak mungkin jika setelah musikal ini akan diluncurkan juga Lutung Kasarung versi film.
"Mungkin saja karena hampir semua seniman yang terlibat adalah orang-orang film, tapi ya kita lihat saja nanti," kata Dede. (ANT-277)
"Kami akan menghadirkan kisah Lutung Kasarung yang sama dengan tahun 1921. Namun kami kemas dengan unsur kekinian agar relevan dengan kondisi saat ini," kata sutradara "Musikal Lutung Kasarung" (MLK) yang merupakan seniman kawakan, Didi Petet, dalam jumpa pers di Bandung, Jumat malam.
Sama dengan pertunjukan pertama Lutung Kasarung pada 1921, kisah yang akan digelar pada akhir tahun 2011 itu juga mengangkat tentang perebutan kekuasaan yang diselingi dengan romansa percintaan.
Namun, dalam pertunjukan musikal itu, kata Didi Petet menuturkan, akan menyisipkan "bodoran-bodoran" (kelakar) khas Sunda sebagai bumbu pelengkap.
"Banyak kebajikan-kebajikan dari kisah Lutung Kasarung yang harus disebarkan pada masyarakat saat ini. Masyarakat juga harus tahu bahwa khasanah budaya dan nilai-nilai kehidupan itu sudah tertanam dalam kisah yang sudah ada sejak dulu ini," tutur Didi.
Lutung Kasarung dipilih karena merupakan salah satu kekayaan budaya Jawa Barat.
"Ketika orang menyebutkan Luntung Kasarung, pasti yang terlintas adalah budaya sunda, Jawa Barat," kata Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf, penggagas Musikal Lutung Kasarung.
Legenda ini merupakan salah satu karya kolosal pertama di tatar sunda yang diciptakan Bupati Bandung RA Wiranatakusumah IV.
"Beliau membuat gending karesmen dalam pertunjukan pertama Lutung Kasarung di Alun-alun Bandung yang kemudian difilmkan, dan menjadi film pertama di Indonesia," lanjut Dede Yusuf.
Pertunjukan musikal ini akan melibatkan sejumlah seniman yang merupakan para putra Jawa Barat, di antaranya Didi Petet (sutradara), Eddy D Iskandar dan Getar Jagat Raya (penulis naskah), Ismet Ruhimat dan Iman Lukman "Samabasunda" (penata musik), Ayo Sunaryo (penata tari), serta Kania Roesli dan Deden Siswanto (penata kostum).
"Seluruh seniman yang terlibat adalah para seniman asal Jawa Barat yang mengusung tema tradisional namun seluruhnya sudah menembus internasional. Di dalam tim ini seluruhnya adalah warga Jabar, maka di situlah yang jadi kekuatan," kata Dede Yusuf.
Dalam pertunjukan musikal yang akan digelar di Kota Bandung pada 23-31 Desember itu baik musik, koreografi, hingga kostum akan tetap mengusung tema tradisional namun dikemas dalam gaya yang modern atau "pop modern culture".
"Akar dan inspirasinya tetap tradisional, namun dikemas dengan gaya modern karena disesuaikan dengan segmentasi kita, yaitu remaja dan keluarga," tutur Dede Yusuf.
Selain di Bandung, rencananya pertunjukan ini juga akan digelar di Jakarta dan Singapura. Menurut Dede, ini merupakan upaya seniman Jawa Barat dalam menunjukan kekayaan budaya kita d kancah internasional.
"Melalui Musikal Lutung Kasarung ini Kami ingin menghadirkan kearifan lokal dan menyuguhkan pertunjukan yang berkualitas di penghujung tahun ini," ungkap Dede.
Dalam kesempatan itu, baik Dede Yusuf maupun Didi Petet mengungkapkan bukan tidak mungkin jika setelah musikal ini akan diluncurkan juga Lutung Kasarung versi film.
"Mungkin saja karena hampir semua seniman yang terlibat adalah orang-orang film, tapi ya kita lihat saja nanti," kata Dede. (ANT-277)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: