Jakarta (ANTARA) - Laba perusahaan-perusahaan industri besar China naik 5 persen secara tahunan (yoy) dalam dua bulan pertama 2022, tunjuk data resmi pada Minggu (27/3).

Tingkat pertumbuhan tersebut naik 0,8 poin persentase dari Desember tahun lalu, kata Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China.

Perusahaan-perusahaan industri yang masing-masing memiliki pendapatan bisnis utama tahunan sedikitnya 20 juta yuan (1 yuan = Rp2.249) mencatatkan keuntungan gabungan sebesar 1,16 triliun yuan dalam dua bulan pertama 2022.

Pada periode Januari-Februari, pendapatan perusahaan-perusahaan itu naik 13,9 persen (yoy) menjadi 19,4 triliun yuan, dengan 21 dari 41 industri membukukan pertumbuhan laba.

Pada akhir Februari, nilai aset perusahaan-perusahaan tersebut mencapai 142,24 triliun yuan, naik 10,4 persen (yoy). Liabilitas perusahaan-perusahaan itu mencapai 80,03 triliun yuan, naik 10,2 persen. Sementara itu, rasio liabilitas terhadap aset berada di tingkat 56,3 persen, turun 0,1 poin persentase (yoy).

Dalam menghadapi sejumlah tantangan ekonomi di dalam dan luar negeri, banyak wilayah dan departemen meningkatkan dukungan untuk ekonomi riil, memfasilitasi pemulihan yang stabil atas sektor industri pada periode Januari dan Februari, kata Zhu Hong, ahli statistik senior di NBS.

Zhu menyoroti sektor-sektor yang melibatkan bahan baku energi, mengingat sektor tersebut berkontribusi besar pada peningkatan keuntungan industri dalam dua bulan pertama 2022.

Salah satu dari sektor tersebut, yakni industri pertambangan, membukukan kenaikan laba 1,32 kali (yoy), jauh lebih tinggi dari rata-rata.

Didorong oleh kenaikan harga minyak mentah dan batu bara, laba dari sektor eksploitasi minyak dan gas meningkat 1,57 kali dan keuntungan dari sektor eksploitasi dan pencucian batu bara naik 1,55 kali (yoy).

Berkat kenaikan harga logam non-ferro dan produk kimia, keuntungan industri peleburan logam non-ferro dan industri kimia masing-masing melonjak 63,8 persen dan 27,3 persen (yoy).

Meskipun keuntungan meningkat, Zhu memperingatkan mengenai kenaikan biaya untuk bisnis, mengingat bahwa perusahaan-perusahaan hilir, terutama yang berskala lebih kecil, masih berada di bawah tekanan.

Ada lebih banyak upaya yang harus dilakukan untuk memastikan pasokan komoditas dalam jumlah besar guna menjaga stabilitas harganya, memangkas biaya produksi untuk perusahaan, melaksanakan kebijakan-kebijakan pendukung untuk industri manufaktur, serta memenuhi kebijakan pemotongan pajak untuk usaha kecil, tutur Zhu.