Gunung Marapi meletus lagi
7 Oktober 2011 11:14 WIB
Gunung Marapi meletus lagi setelah beberapa lama tidak ada aktivitas vulkanologis berarti. Masyarakat diharapkan kewaspadaannya sementara pemantauan terus dilakukan seluruh instansi yang berkepentingan tentang itu. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)
Bukittinggi, Sumatera Barat (ANTARA News) - Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar dan Agam, Sumatera Barat, meletus lagi pada Jumat pagi sekitar pukul 08.49 WIB.
Letusan yang bersumber dari gunung terdengar jelas sehingga membuat sejumlah warga di Sungaipuar, Kabupaten Agam yang tinggal di bawah kaki gunung keluar rumah.
Tidak lama setelah letusan itu, gunung mengeluarkan asap hitam disertai abu vulkanik dari kawah terlihat jelas dari kejauhan.
Pantauan ANTARA di Sungaipuar, asap hitam disertai abu vulkanik membumbung tinggi setinggi 200-500 meter dari dasar kawah. Setelah lebih 10 menit gunung mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik, lalu keluar asap putih sekitar 5 menit.
Seorang warga Sungaipuar, Pajri mengatakan, asap hitam disertai abu vulkanik yang keluar dari kawah gunung tersebut berlangsung cukup lama.
"Setelah keluar asap hitam dan abu vulkanik itu, gunung mengeluarkan asap putih sekitar lima menit dan setelah itu gunung tidak mengeluarkan lagi asap hitam ataupun putih," katanya.
Gunung berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB.
Salah satu gunung aktif di Sumbar ini sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Petugas Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (BGPVMB) Bukittinggi Warseno mengatakan pihaknya masih menetapkan status waspada level II. Dengan status itu pihaknya melarang pendakian lebih dari tiga kilometer dari puncak.
"Kita terus memantau perkembangan gunung tersebut, namun tidak lagi mendatangi lokasi karena alat seismograf yang dipasang di daerah Batupalano dan Lasi sudah bekerja maksimal," katanya.
BGPVMB telah memasang tiga alat seismograf dan satu digital analog pada ketinggian 2.000 meter di daerah Batu Palano, dan ketingian 1.500 meter di Lasi. (ANT-205)
Letusan yang bersumber dari gunung terdengar jelas sehingga membuat sejumlah warga di Sungaipuar, Kabupaten Agam yang tinggal di bawah kaki gunung keluar rumah.
Tidak lama setelah letusan itu, gunung mengeluarkan asap hitam disertai abu vulkanik dari kawah terlihat jelas dari kejauhan.
Pantauan ANTARA di Sungaipuar, asap hitam disertai abu vulkanik membumbung tinggi setinggi 200-500 meter dari dasar kawah. Setelah lebih 10 menit gunung mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik, lalu keluar asap putih sekitar 5 menit.
Seorang warga Sungaipuar, Pajri mengatakan, asap hitam disertai abu vulkanik yang keluar dari kawah gunung tersebut berlangsung cukup lama.
"Setelah keluar asap hitam dan abu vulkanik itu, gunung mengeluarkan asap putih sekitar lima menit dan setelah itu gunung tidak mengeluarkan lagi asap hitam ataupun putih," katanya.
Gunung berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB.
Salah satu gunung aktif di Sumbar ini sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Petugas Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (BGPVMB) Bukittinggi Warseno mengatakan pihaknya masih menetapkan status waspada level II. Dengan status itu pihaknya melarang pendakian lebih dari tiga kilometer dari puncak.
"Kita terus memantau perkembangan gunung tersebut, namun tidak lagi mendatangi lokasi karena alat seismograf yang dipasang di daerah Batupalano dan Lasi sudah bekerja maksimal," katanya.
BGPVMB telah memasang tiga alat seismograf dan satu digital analog pada ketinggian 2.000 meter di daerah Batu Palano, dan ketingian 1.500 meter di Lasi. (ANT-205)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: