"Melalui forum ini kita berkumpul di Kelompok Kerja Kesehatan G20 yang pertama dan mengembangkan solusi yang dapat diterapkan," ujar dia dalam pembukaan pertemuan Health Working Group (HWG) bertajuk "Harmonizing Global Health Protocol Standards" di Yogyakarta, Senin.
Ia mengharapkan forum itu menciptakan suatu kesepakatan agar para pelancong dapat dengan aman berpindah dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain, serta pada saat yang sama memulihkan kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Baca juga: Di Yogyakarta, pertemuan perdana Health Working Group G20
Namun, menurutnya, karena penerapan protokol kesehatan yang berbeda-beda satu sama lain, hal itu meningkatkan biaya, kerumitan, dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Melalui forum G20 ini, ia optimistis penerapan protokol kesehatan bisa dilakukan harmonisasi dan mampu mempermudah mobilitas masyarakat dari satu kota ke kota lain, dari satu negara ke negara lain.
Menkes Budi juga mengatakan dalam G20 Indonesia ini agenda utamanya memperkuat Arsitektur Kesehatan Global (Restructuring the Global Health Architecture).
Terdapat tiga sub-agenda yang akan dikejar oleh Indonesia, yakni membangun ketahanan sistem kesehatan global, menyelaraskan standar protokol kesehatan global, dan mengembangkan pusat manufaktur serta pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi.
“Pandemi menyadarkan bahwa arsitektur kesehatan global perlu diperkuat," ucapnya.
Baca juga: Kemenkes pastikan Yogyakarta siap jadi tuan rumah pertemuan HWG
Baca juga: Transformasi pendidikan kedokteran upaya perkuat arsitektur kesehatan
Baca juga: RI dorong perluasan manufaktur perkuat arsitektur kesehatan global