Jakarta (ANTARA) - Aplikasi pesan instan Telegram bekerja sama dengan pengadilan pemilihan umum di Brazil untuk mengatasi peredaran hoaks menjelang pemungutan suara di negara tersebut.

"Tujuan kemitraan ini adalah untuk melawan konten palsu yang berkaitan dengan Pengadilan Pemilu, sistem pemungutan suara elektronik dan berbagai proses pemilihan umum beserta aktor yang terlibat," kata pengadilan tersebut, dikutip dari Reuters, Senin.

Brazil akan mengadakan pemilihan umum presiden pada Oktober tahun ini,

Baca juga: Sempat diblokir, Telegram boleh beroperasi lagi di Brasil

Telegram adalah satu-satunya aplikasi pesan instan yang belum mengadakan kerja sama dengan lembaga di Brazil itu. Perwakilan Telegram di Brazil, Alan Campos Elias Thomaz mengatakan akan mengirimkan proposal kerja sama tersebut ke eksekutif perusahaan. Thomaz juga mengatakan Telegram berkomitmen melawan berita palsu.

Mahkamah Agung Brazil sempat menangguhkan aplikasi tersebut karena tidak mematuhi perintah pengadilan untuk memblokir akun yang menyebarkan hoaks. Keputusan Mahkamah Agung dilihat sebagai perseteruan pengadilan dengan Presiden Brazil Jair Bolsonaro, yang sedang diselidiki karena pengikutnya menyebarkan misinformasi.

Presiden Bolsonaro dan pengikutnya menggunakan aplikasi Telegram untuk berkomunikasi.

Mahkamah Agung Brazil akhirnya mencabut blokir terhadap aplikasi tersebut setelah mereka berkomitmen mematuhi aturan yang berlaku di negara tersebut. Selain itu, Telegram juga menunjuk Alan Campos Elias Thomaz sebagai perwakilan mereka di Brazil.

Baca juga: Mahkamah Agung Brazil tangguhkan Telegram

Baca juga: Puluhan kanal Telegram diblokir di Jerman

Baca juga: Pembaruan Telegram permudah pembuatan stiker bergerak