Mentok, Babel (ANTARA) - Sekitar 20 tahun lalu, tonggak awal masuknya era baru pasar yang menawarkan pola jual-beli secara dalam jaringan (daring) dimulai, dan terus berkembang hingga saat ini seiring dengan perkembangan teknologi serba digital.
Masuknya era serba digital pada awalnya masih menjadi sebuah alternatif, namun untuk saat ini sudah berubah menjadi kebutuhan dan memaksa masyarakat, terutama para pelaku usaha, untuk ikut arus di dalamnya.
Ketua Dewan Pembina Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) Provinsi Kepulauan Babel Melati Erzaldi dalam sebuah lokakarya yang digelar di Pangkalpinang beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa yntuk saat ini teknologi digital bukan lagi pilihan, namun sudah menjadi keharusan bagi para pelaku usaha.
"Kami akan terus berusaha memberikan edukasi kepada para pelaku usaha untuk menuju itu. Kita akan mengangkat produk yang menjadi potensi daerah agar mampu bersaing di pasar global. Seperti misalnya daerah Jelutung yang terdapat banyak ikan Gabus, kemudian diolah menjadi abon ikan gabus dan minyak albumin," kata Melati.
Edukasi penting dilakukan secara masif dan berkelanjutan agar para pelaku usaha semakin percaya diri dengan produk yang dihasilkan dan mampu membaca peluang pasar yang saat ini sudah cukup terbuka dan bisa dijangkau seluruh dunia.
Selain meningkatkan sosialisasi dan edukasi, masih menurut dia, pola pendampingan juga perlu terus ditingkatkan agar usaha yang dijalankan masyarakat, terutama para pelaku usaha mikro dan kecil bisa terus berkembang.
Pendampingan juga dibutuhkan agar pelaku usaha semakin mampu menjaga kualitas produk, kemasan dan kestabilan jumlah produksi, serta mudah mengakses langkah mendapatkan berbagai izin usaha dan sertifikasi.
Baca juga: Menparekraf target 30 Juta UMKM masuk toko daring
Fasilitasi UMKM
Sejalan dengan yang digaungkan Pemprov Babel dalam menangkap peluang yang ditawarkan pasar daring bagi pelaku UMKM, di Kabupaten Bangka Barat, Pemda setempat beberapa waktu lalu berusaha memberikan wadah bagi para pelaku usaha untuk memasarkan produk melalui sebuah aplikasi serbaguna.
Kepala Bidang E-Goverment Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangka Barat Uli Nuha menyebutkan bahwa aplikasi serbaguna tersebut saat ini masih dalam proses pengerjaan oleh tim internal bersama para profesional dari luar daerah, mitra dan para sponsor, dan peluncuran awal aplikasi tersebut ditargetkan pada 29 Maret 2022.
Kerja keras tim bersama di bawah koordinasi Dinas Komunikasi dan Informatika kabupaten Bangka Barat tersebut menindaklanjuti arahan Wakil Bupati Bong Ming Ming untuk mendorong pelaku UMKM agar semakin berkembang.
Aplikasi tersebut, lanjutnya, nantinya akan digunakan masyarakat maupun pelaku UMKM yang ada di Bangka Barat sebagai wadah transaksi dan memiliki keunggulan lain yang bisa dimanfaatkan, misalnya pembayaran tagihan PDAM, PBB dan pembayaran nontunai lainnya.
Pembuatan wadah melalui aplikasi serbaguna tersebut juga merupakan sebuah jawaban akan tantangan yang diberikan Bank Indonesia yang menunjuk Kabupaten Bangka Barat sebagai wakil Babel dalam ajang lomba inovasi pembayaran nontunai.
Transformasi dari pola pemasaran tradisional menuju digital untuk para pelaku usaha mikro dan kecil menjadi sebuah tantangan tersendiri karena hal ini berkaitan dengan pola kerja dan budaya baru yang membutuhkan kesiapan secara menyeluruh.
"Setelah kita masuk dalam pasar daring, pelaku harus mampu menjaga kualitas produk dan kestabilan produksi, jika tidak akan sangat mudah ditinggalkan konsumen. Ini sebuah tantangan yang perlu menjadi perhatian bersama," katanya.
Baca juga: Tren jual-beli secara daring selama 2021, UMKM semakin jadi pilihan
Peran universitas
Pengertian "go digital" merupakan bisnis atau usaha dengan memanfaatkan sarana teknologi daring, antara lain aplikasi, situs, media sosial dan lainnya untuk mempromosikan produk dengan daya jangkau konsumen sangat luas, tepat waktu dan langsung ke pribadi.
Guna meningkatkan pemahaman, terutama para pelaku UMKM di Babel, yang selama ini belum begitu banyak yang memanfaatkan peluang tersebut, Universitas Bangka Belitung sebagai lembaga perguruan tinggi juga ikut membantu melalui beberapa penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
"Pemerintah sudah sangat serius dalam mendorong UMKM agar lebih dikenal, berdaya saing dan bisa semakin berkembang. Ini sebuah komitmen yang perlu mendapatkan dukungan dari seluruh pihak," kata dosen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB) Dr Ari Agung Nugroho SE, MBA, AWM.
Salah satu bentuk keseriusan pemerintah tersebut dengan diberlakukannya E-Katalog LKPP tidak hanya menawarkan jasa dan barang produk industri besar, namun juga memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh pelaku UMKM untuk menawarkan produk dan akan diakses oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu juga mendorong agar seluruh pemerintah daerah untuk berbelanja melalui E-Katalog dengan harapan perekonomian nasional menjadi semakin sehat, neraca perdagangan dalam negeri baik dan produksi dalam negeri terus bergerak.
Selain itu, kebijakan Pemerintah Pusat dalam mengurangi import juga akan memberikan dampak besar bagi berkembangnya industri lokal yang sebenarnya memiliki keunggulan dan keuntungan dalam meningkatkan nilai tambah bahan baku yang tersedia.
Sebagai akademisi, ujarnya, pihaknya dalam beberapa tahun ini juga telah melakukan pendampingan dan edukasi kepada para pelaku UMKM lokal agar nantinya bisa 'go digital'.
Kegiatan pendampingan kepada para pelaku UMKM lokal diharapkan bisa mengubah kebiasaan dari usaha tradisional menjadi lebih modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Dalam pendampingan tersebut, pihaknya tidak hanya membantu meningkatkan pemasaran, namun juga pengelolaan manajemen usaha agar lebih modern, salah satunya adalah komitmen untuk menjaga kualitas dan kestabilan jumlah produksi.
Dengan beberapa strategi yang sudah dilakukan, diharapkan para pelaku usaha mikro ini nantinya bisa meningkat menjadi usaha kelas menengah dan semakin siap menghadapi kemajuan teknologi yang memberikan kesempatan sama bagi seluruh pelaku usaha dan industri di pasar nasional dan internasional.
Ia menegaskan bahwa budaya 'go digital' ini bukan hanya peluang, namun budaya baru yang harus dikuasai dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Baca juga: Teten: UMKM di lokapasar daring naik 99 persen sejak 2020
Etika bisnis
Selain itu, etika bisnis merupakan hal yang perlu dikedepankan agar sesuai dengan ajaran agama dan nantinya akan dampak positif atau negatif yang ditimbulkan akan kembali lagi kepada pelaku bisnis itu sendiri.
Sejumlah civitas akademika UBB, yang diketuai Tsulis Amiruddin Zahri beberapa waktu lalu juga ikut bergerak dalam tugas pengabdian kepada masyarakat untuk memberikan edukasi etika bisnis bagi pelaku UMKM di Kabupaten Bangka.
Kegiatan pelatihan etika bisnis berwawasan Pancasila dan kewarganegaraan sesuai syariat agama yang melibatkan puluhan pelaku UMKM di Desa Mapur tersebut dilakukan sebagai implementasi tridharma perguruan tinggi.
Dalam melakukan kegiatan bisnis tentunya memiliki etika yaitu seperti melakukan bisnis dengan jujur, seperti menjual produk sesuai deskripsinya dan tidak curang.
Dalam pelatihan tersebut para pemateri melatih bagaimana pelaku UMKM berkomunikasi dengan pelanggan dan strategi promosi produk penjualan.
Pelaku usaha dinilai penting memahami etika bisnis ini agar usaha bisa semakin berkembang dan tentunya menjadi berkah bagi yang terlibat dalam bisnis tersebut.
Selain itu, etika bisnis juga penting untuk diterapkan agar penyebaran pasar daring di antara UMKM di Bangka Belitung juga dapat dilakukan secara positif.
Baca juga: Saatnya pelaku UMKM masuk dunia digital
Baca juga: UMKM lokal bagikan tips berjualan daring di tengah pandemi
Artikel
Mendorong pelaku UMKM di Babel bersahabat dengan pasar daring
Oleh Donatus Dasapurna Putranta
27 Maret 2022 20:39 WIB
Produk UMKM Belitung siap di pamerkan dalam G20. ANTARA/babel.antaranews.com
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: