Beijing (ANTARA News) - Hujan deras mengguyur China selatan, Selasa, sementara badai tropis Nalgae menurunkan hujan setelah menimbulkan malapetaka di Filipina, kata media pemerintah.

Beberapa bagian dari wilayah selatan masih belum pulih akibat kerusakan yang ditimbulkan badai Nesat, yang menewaskan sedikitnya empat orang di China, memaksa ratusan ribuan orang dievakuasi, dan menimbulkan banjir serta menghancurkan rumah-rumah.

Nalgae, yang melemah dari kategori topan menjadi badai tropis sebelum menghantam pulau Hainan, China selatan, Selasa, akan menimbulkan hujan lebat di provinsi Guangxi dalam dua hari ke depan, kata kantor berita Xinhua.

Para pejabat memperingatkan "bencana-bencana geologi yang dipicu hujan" dalam beberapa hari ke depan.

Nesat, yang menghantam pulau itu sebagai topan sebelum melemah menjadi badai tropis pekan lalu, menyebabkan kehancuran di Hainan, tetapi menimbulkan malapetaka lagi di Guangxi dipicu banjir yang luas, menewaskan empat orang dan menyebabkan kerugian langsung sektor ekonomi sekitar 330 juta dolar AS.

Baik Nesat maupun Nalgae menimbulkan kerusakan di Filipina, yang mengerahkan helikopter-helikopter, kapal-kapal kecil dan kendaraan-kendaraan ampibi dalam usaha mengungsikan puluhan ribu orang yang terkurung akibat air banjir yang meningkat.

Pihak berwenang Filipina mencatat tiga orang tewas akibat Nalgae, dan mengatakan Nesat menewaskan setidaknya 55 orang akibat angin kencang dan banjir yang telah memporakporandakan daerah-daerah yang dilaluinya.

Sejumlah 28 orang lainnya masih tetap hilang sementara 360.000 orang diungsikan ke pusat-pusat evakuasi atau terkurung di daerah-daerah yang dianda banjir dan membutuhkan bantuan, kata kantor pertahanan sipil di Manila, demikian AFP melaporkan.

(SYS/H-RN/B002)