"Terhambatnya distribusi tersebut berpotensi makin menyulut kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang sebelumnya sudah mengalami kenaikan signifikan," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Fahmy menyampaikan bahwa Pertamina mestinya sudah bisa mengantisipasi kenaikan permintaan yang hanya sekitar 10 persen tanpa menimbulkan kelangkaan solar subsidi.
Menurutnya, keterlambatan pasokan solar itu menyebabkan antrian panjang truk dan kendaraan umum. Bahkan sejumlah nelayan tidak bisa melaut untuk mencari ikan karena kesulitan mendapatkan solar untuk perahu mereka.
Baca juga: Pertamina fokus ke pelayanan logistik untuk atasi kelangkaan solar
Ia meminta pemerintah melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) agar mengawasi Pertamina untuk memasok solar sesuai kuota yang ditetapkan. Sedangkan Pertamina harus menjamin pasokan solar agar tidak terjadi kelangkaan.Baca juga: Pertamina fokus ke pelayanan logistik untuk atasi kelangkaan solar
"Untuk itu, Pertamina harus mempunyai kecukupan safety stock yang dibutuhkan untuk menambah pasokan saat terjadi peningkatan permintaan," katanya.
Pada 2022, BPH Migas telah menugaskan PT Pertamina Patra Niaga dan PT AKR Corporindo untuk menyalurkan 15,1 juta kiloliter minyak solar. Penetapan kuota itu telah mempertimbangkan kebutuhan masyarakat serta kemampuan keuangan negara.
Baca juga: Pertamina Sumbagut pantau distribusi BBM bersubsidi
Apabila terjadi peningkatan kebutuhan atau gangguan distribusi di suatu daerah, maka Pertamina Patra Niaga dan AKR Corporindo dapat melakukan penyesuaian kuota antar penyalur di daerah yang sama sepanjang tidak mempengaruhi jumlah total kuota daerah tersebut.Baca juga: Pertamina Sumbagut pantau distribusi BBM bersubsidi
Dalam perubahan kuota suatu daerah, Pertamina wajib melaporkan kepada BPH Migas paling lambat satu bulan setelah perubahan agar penyaluran tepat sasaran, sehingga kuota Jenis BBM Tertentu bisa dikonsumsi oleh masyarakat yang berhak menerimanya.
Baca juga: Pasokan solar terbatas, picu antrean panjang truk di SPBU
Baca juga: Solar langka, tangkapan nelayan Batubara menurun