Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggelar parade cikar, yang merupakan alat transportasi zaman dahulu dengan memanfaatkan tenaga hewan salah satunya sapi, memeriahkan Hari Jadi Ke-1218 Kabupaten Kediri.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan kegiatan ini sengaja diselenggarakan, untuk lebih mengenalkan moda transportasi tradisional itu kepada generasi muda.

"Kami mencarikan ruang untuk kita buatkan acara rutin parade cikar," kata Bupati di Kediri, Jumat sore.

Ia juga berharap dengan kegiatan ini moda transportasi ini tetap lestari. Hal ini juga sesuai dengan komitmen dari Pemkab.

Baca juga: Mengenali alat angkut dan transportasi tradisional Jambi

Baca juga: Pemilik kapal tradisional pertanyakan komitmen Trans 1000 Jakarta


"Hari ini ulang tahun ke-1218 Kabupaten Kediri, selaku Bupati Kediri dan seluruh jajaran Pemerintahan Kabupaten bersama-sama berdoa, seluruh masyarakat Kabupaten Kediri tetap terus sejahtera, tetap terus bahagia, itu doa saya kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kediri," kata dia.

Di masyarakat pedesaan, cikar biasa digunakan untuk mengangkut hasil panen, seperti padi, jagung, bahkan digunakan untuk mengangkut pasir, batu termasuk pupuk kompos. Pemandangan semacam itu bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat di Kabupaten Kediri.

Walaupun saat ini sudah jarang, masih ada beberapa warga yang memiliki moda transportasi zaman dahulu ini. Cikar, dulunya beroda besi dengan diameter 160 centimeter dan dalam perkembangannya sudah dilakukan modifikasi.

Kegiatan itu mengambil start dari situs Totok Kerot, Kecamatan Pagu sampai Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri. Ada 19 cikar yang tampil meramaikan kegiatan ini.

Dalam acara itu, Mas Bup, sapaan akrab Bupati Hanindhito Himawan Pramana juga sempat mencoba menjadi pengendali sapi untuk cikar. Ia naik mulai dari Kecamatan Pagu hingga lokasi finis di SLG Kabupaten Kediri.

Masyarakat juga sangat antusias dengan parade cikar itu. Walaupun hujan, mereka tetap menonton parade hingga selesai.

Bupati juga sempat menghentikan cikar dan turun mendekat kepada warga yang antusias menonton parade cikar itu. Ia menyapa warga.

Sementara itu, Pradika Ipung Hariyanto, dari Paguyuban Makerti Roso Manunggal yang digandeng mengikuti parade cikar mengaku senang karena Paguyuban Bajingan Kediri (sebutan untuk pengendali sapi pada cikar) dilibatkan untuk meramaikan Hari Jadi Kabupaten Kediri.

Sutarman, sesepuh pengendali sapi asal Kecamatan Pagu juga senang. Terlebih lagi, cikarnya dinaiki Bupati Kediri.

"Senang sekali, Mas Dhito bagus, sopan. Sama rakyat kecil mau menyapa," kata Mbah Man, sapaan akrab Sutarman. (*)

Baca juga: Budayawan Sumsel ajak lestarikan transportasi air tradisional