Mataram (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat kiriman uang tenaga kerja Indonesia (TKI) dari provinsi itu terbesar dari Arab Saudi.

Kepala BPS NTB, H. Soegarenda, di Mataram, Selasa, mengatakan bahwa kiriman uang para TKI selama periode Januari hingga Agustus 2011 mengirimkan uang mencapai nilai lebih dari Rp330,42 miliar.

"Dari total nilai remitansi atau kiriman uang TKI tersebut, lebih dari 50 persen berasal dari TKI yang bekerja di Arab Saudi," ujarnya.

Sesuai data yang diterima dari Bank Indonesia (BI) Mataram, kata dia, total remitansi TKI yang bekerja di Arab Saudi, periode Januari-Mei 2011 mencapai Rp113,21 miliar lebih atau senilai 57,86 persen.

Kiriman uang dari negara penempatan TKI lainnya, seperti Malaysia mencapai lebih dari Rp3,465 miliar, Kuwait Rp1,348 miliar lebih, Jepang Rp985 juta, Uni Emirat Arab Rp680 juta, Korea Selatan Rp512 juta.

Soegarenda menyatakan, kiriman TKI yang bekerja di Hongkong mencapai Rp186 juta, Yordania Rp91 juta, Singapura Rp63 juta, Qatar Rp45 juta, Brunei Darussalam Rp21 juta dan negara lain mencapai lebih dari Rp75,06 miliar.

"Itu baru data dari bank. Belum dari non perbankan yang melayani pengiriman uang dari luar negeri, sehingga dipastikan total kiriman uang para TKI NTB lebih besar dari data yang dihimpun Bank Indonesia," katanya.

Ia menyebutkan, para TKI NTB yang paling besar nilai kiriman uangnya berasal dari gabungan Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat yang mencapai lebih dari Rp104,924 miliar atau sebesar 53,62 persen, disusul Kabupaten Sumbawa lebih dari Rp58,525 miliar atau 29,91 persen.

Sementara itu, remitansi TKI dari Kabupaten Bima mencapai lebih dari Rp29,141 miliar atau sebesar 14,89 persen, Kabupaten Lombok Tengah lebih dari Rp2,172 miliar atau sebesar 1,11 persen, Kabupaten Lombok Timur lebih dari Rp691 juta atau sebesar 0,35 persen dan Kabupaten Dompu lebih dari Rp224 juta atau sebesar 0,11 persen.

Menurut Soegarenda, total remitansi TKI NTB periode Januari-Agustus 2011 sudah hampir mendekati total remitansi pada 2010 yang mencapai lebih dari Rp538 miliar.

"Kiriman uang TKI dari luar negeri itu mempengaruhi tingkat pendapatan para petani di desa dan sangat membantu dalam menopang kebutuhan hidup para petani di wilayah pedesaan," ujarnya.
(T.KR-WLD/M025)