Jakarta (ANTARA News) - Melemahnya kembali saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup anjlok hingga 2,37 persen.
IHSG BEI ditutup tertekan 79,26 poin atau 2,37 persen ke posisi 3.269,45. Indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 14,76 poin atau 2,53 persen ke posisi 569,46 poin.
Research Analyst Asjaya Indosurya Securities, Adha Mubarak, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa pelemahan bursa saham dalam negeri dipicu dari kodisi pasar saham eksternal yang negatif.
Negatifnya bursa regional, lanjut dia, salah satunya dipicu dari Goldman Sachs yang menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun 2012 dan memperkirakan akan adanya resesi ringan pada zona euro.
"Goldman Sachs menurunkan proyeksi pertumbuhan global menjadi 3,5 persen pada tahun 2012 dari 4,2 persen dan pertumbuhan zona euro diperkirakan sebesar 0,1 persen, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 1,2 persen," kata dia.
Ia mengatakan, zona euro diperkirakan akan masuk pada resesi pada kuartal keempat 2011 dan kuartal pertama 2012.
Selain itu, pelaku pasar saham baik dalam negeri maupun global cenderung melakukan perdagangan jangka pendek.
"Sedikit indeks BEI mengalami penguatan maka akan kembali melemah lagi. Hal itu dikarenakan kondisi global yang belum stabil. Jadi kalau investor sudah merasa dapat `gain` mereka langsung `profit taking`," ujar dia.
Dari seluruh saham yang diperdagangkan hanya sebanyak 42 saham naik, sebanyak 205 saham yang melemah, dan 54 saham tidak bergerak harganya.
Tercatat frekuensi transaksi perdagangan saham sebanyak 134,904 kali, dengan volume perdagangan mencapai 4,496 miliar lembar saham senilai Rp3,606 triliun.
Bursa regional diantaranya indeks Hang Seng melemah 571,88 poin (3,40 persen) ke level 16.250,45, indeks Nikkei-225 turun 98,36 poin (1,05 persen) ke level 8.456,12, dan Straits Times melemah 63,46 poin (3,59 persen) ke level 2.531,02.
(T.KR-ZMF/B012)
IHSG BEI kembali ditutup anjlok
4 Oktober 2011 17:33 WIB
(ANTARA/Rosa Panggabean)
Editor: Guntur Mulyo W
Copyright © ANTARA 2011
Tags: