Wakatobi terbuka bagi investor peduli lingkungan
4 Oktober 2011 16:52 WIB
Seorang petani mengangkut hasil panen rumput lautnya di Kampung Liya, Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Senin (28/3). Beberapa panen terakhir hasil panen rumput laut menurun akibat cuaca buruk dan petani mengharapakan agar panen tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. (ANTARA/Zabur Karuru)
Kendari, Sulawesi Tenggara (ANTARA News) - Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, sangat terbuka bagi investor untuk menanamkan modalnya, asalkan investor yang bersangkutan peduli terhadap kelestarian lingkungan.
"Untuk membangun Wakatobi, memang membutuhkan kehadiran investor, namun yang dibutuhkan investor peduli lingkungan," kata Bupati Wakatobi, Hugua, melalui telepon dari Wakatobi, Selasa.
Pemerintah Kabupaten Wakatobi, kata dia, telah meletakkan visi membangun Wakatobi pada dua sektor utama, yakni sektor pariwisata dan sektor kelautan-perikanan.
Kebijakan itu diambil jelas Hugua, karena wilayah Kabupaten Wakatobi yang memiliki keragaman tetumbu karang tertinggi di dunia, 97 persen terdiri dari laut, sedangkan daratannya hanya tiga persen.
"Bagi yang ignin berinvestasi di bidang industri pariwisata, harus bisa menjaga keragaman terumbu karang dan birunya laut dan putihnya pasir Wakatobi," katanya.
Sebab menurut dia, yang bisa menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara berkunjung di Wakatobi, hanya kondisi perairan laut yang masih membiru, pasir putih dan keragaman terumbu karang yang masih asli.
"Kalau ada investor yang mau konsisten peduli dengan kelestarian lingkungan, silakan datang berinvestasi di Wakatobi, jika tidak, biarkan masyarakat Wakatobi sendiri yang mengelola dan memelihara kelestarian lingkungan terutama terumbung karang Wakatobi," katanya.
Sedangkan bidang kelautan dan perikanan kata dia, investor harus bisa mengembangkan potensi sumber daya perairan laut yang ada, bukan mengambil sumber daya kelautan yang ada.
"Kalau kita hanya mengambil, tanpa pernah mengembalikan ke lingkungan perairan, maka yang akan terjadi ancaman kepunahan bagi sumber daya kelautan," katanya.
Oleh karena itu kata dia, siapa pun yang berminat menanamkan modalnya di Wakatobi, harus bersedia mengembangkan potensi sumber daya ayam yang dimiliki, bukan mengambil sumber daya alam yang sudah tersedia.
"Kuncinya, kalau mengambil sesuatu dari alam, maka kita harus mengembalikan sesuatu pula ke alam. Hanya dengan kepedulian seperti itu, alam akan tetap lestari dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat," katanya. (ANT-227)
"Untuk membangun Wakatobi, memang membutuhkan kehadiran investor, namun yang dibutuhkan investor peduli lingkungan," kata Bupati Wakatobi, Hugua, melalui telepon dari Wakatobi, Selasa.
Pemerintah Kabupaten Wakatobi, kata dia, telah meletakkan visi membangun Wakatobi pada dua sektor utama, yakni sektor pariwisata dan sektor kelautan-perikanan.
Kebijakan itu diambil jelas Hugua, karena wilayah Kabupaten Wakatobi yang memiliki keragaman tetumbu karang tertinggi di dunia, 97 persen terdiri dari laut, sedangkan daratannya hanya tiga persen.
"Bagi yang ignin berinvestasi di bidang industri pariwisata, harus bisa menjaga keragaman terumbu karang dan birunya laut dan putihnya pasir Wakatobi," katanya.
Sebab menurut dia, yang bisa menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara berkunjung di Wakatobi, hanya kondisi perairan laut yang masih membiru, pasir putih dan keragaman terumbu karang yang masih asli.
"Kalau ada investor yang mau konsisten peduli dengan kelestarian lingkungan, silakan datang berinvestasi di Wakatobi, jika tidak, biarkan masyarakat Wakatobi sendiri yang mengelola dan memelihara kelestarian lingkungan terutama terumbung karang Wakatobi," katanya.
Sedangkan bidang kelautan dan perikanan kata dia, investor harus bisa mengembangkan potensi sumber daya perairan laut yang ada, bukan mengambil sumber daya kelautan yang ada.
"Kalau kita hanya mengambil, tanpa pernah mengembalikan ke lingkungan perairan, maka yang akan terjadi ancaman kepunahan bagi sumber daya kelautan," katanya.
Oleh karena itu kata dia, siapa pun yang berminat menanamkan modalnya di Wakatobi, harus bersedia mengembangkan potensi sumber daya ayam yang dimiliki, bukan mengambil sumber daya alam yang sudah tersedia.
"Kuncinya, kalau mengambil sesuatu dari alam, maka kita harus mengembalikan sesuatu pula ke alam. Hanya dengan kepedulian seperti itu, alam akan tetap lestari dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat," katanya. (ANT-227)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: