Bali (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan rencana penerbitan sukuk global akan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang saat ini masih sangat terpengaruh akibat krisis finansial di Eropa.
"Kita akan memperhatikan kondisi `market`, sebelum mengambil keputusan akhir," ujarnya saat ditemui pada penyelenggaraan Asian Roundtable on Corporate Governance (ARCG) 2011 di Nusa Dua, Bali, Senin.
Menkeu menjelaskan pemerintah telah melakukan non deal roadshow, namun belum melaksanakan roadshow secara formal untuk memasarkan obligasi syariah berdenominasi dolar AS tersebut.
"Saya prinsip dalam penerbitan surat utang di global selalu seperti itu, ada non deal roadshow, ada deal roadshow, kemudian respon `market` sebelum kita memutuskan," ujarnya.
Ia menjelaskan rencana penerbitan sukuk global tersebut untuk memenuhi target pembiayaan pemerintah dalam APBN dengan mencari investor luar negeri, tapi saat ini kondisi global yang masih tidak menentu patut dipertimbangkan.
"Untuk global bonds atau sukuk itu memang rencana kita untuk melakukan penarikan. Kita sangat memperhatikan kondisi global, `Credit Default Swap`, dan juga kondisi global bond yang sekarang kita sudah miliki di buku kita, bagaimana yield (imbal hasil)-nya," ujar Menkeu.
Namun, apabila berdasarkan perkembangan perekonomian global terkini tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan dan cenderung memburuk, maka penerbitan sukuk global ini diperkirakan akan tertunda.
"Kalau seandainya kondisi tidak dalam koridor yang kita inginkan, kita bisa melakukan penundaan," kata Menkeu.
Sebelumnya, Pemerintah memastikan akan menerbitkan sukuk global senilai satu miliar dolar AS pada triwulan III 2011 dan saat ini telah disiapkan tiga penjamin emisi atau underwritter untuk melakukan roadshow.
Namun, pemerintah belum memastikan berapa tenor dan jangka waktu untuk penerbitan sukuk global ini. (ANT/K004)
Menkeu: penerbitan sukuk global lihat kondisi pasar
4 Oktober 2011 00:01 WIB
Menteri Keuangan Agus Martowardojo. (FOTO ANTARA/Audy Alwi)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: