Cerita di balik debut penyutradaraan Acho di film "Gara-Gara Warisan"
25 Maret 2022 07:31 WIB
Sutradara Muhadkly Acho saat hadir dalam peluncuran poster dan trailer film "Gara-Gara Warisan" di Metropole XXI, Jakarta, Kamis, 24 Maret 2022. (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - Produser Ernest Prakarsa mengungkap cerita di belakang layar ketika Muhadkly Acho menyutradarai film drama komedi "Gara-Gara Warisan".
Dalam sebuah pengambilan gambar, Ernest mengatakan dirinya sempat menangkap gestur Acho yang ingin menangis namun ditahan saat menyaksikan adegan sedih yang dimainkan Yayu Unru sebagai bapak bernama Dahlan.
"Acho ini kayaknya dia mau nangis, tapi ditahan-tahan gitu. Kayaknya itu udah mau mewek banget, tapi kayaknya malu, kan banyak kru, ya, jadi dia tahan nangisnya sampai badannya bergetar," kata Ernest saat konferensi pers di Jakarta, ditulis Jumat.
Film "Gara-Gara Warisan" menandai debut penyutradaraan Acho yang sebelumnya lebih dikenal sebagai aktor dan komika. Film ini direncanakan tayang di bioskop pada 30 April atau bertepatan dengan momen perayaan lebaran.
Baca juga: "Gara-Gara Warisan" jadi film komedi pertama Oka Antara
Baca juga: Film komedi "Gara-Gara Warisan" akan tayang di bioskop pada 30 April
Merespon cerita yang dilontarkan Ernest, Acho mengaku saat itu dirinya bahkan tidak sadar bahwa Ernest merekam diam-diam gestur menahan tangis itu dari belakang monitor.
"Jebol pertahanannya. Kalau nonton scene komedi kan kayak, 'Wah, enaklah nge-direct-nya bisa ketawa-ketawa'. Pas scene drama itu kayak, 'Aduh gimana ini'," tutur Acho.
Menurutnya, adegan tersebut merupakan salah satu adegan yang tidak melewati proses reading bersama Yayu. Bagi Acho, bagian adegan drama hanya perlu merenungkan rasa pada peran secara lebih mendalam dan melepaskan akting dalam satu kali pengambilan gambar.
"Kami (Acho dan Yayu) punya pemahaman yang sama bahwa scene semacam ini bukan tipikal yang bisa dilatih berulang-ulang. Ini tipikal scene yang memang harus dirasakan dalam-dalam dan nanti dilepaskan saja di depan kamera," terang Acho.
Momen tersebut, kata Acho, menjadi pengalaman baru bagi dirinya karena secara langsung melihat penampilan akting yang kuat. Terlebih, dirinya juga merasa cerita dalam "Gara-Gara Warisan" memiliki kedekatan yang personal.
"Padahal, hari-hari sebelumnya bercanda mulu, ketawa-ketawa. Giliran masuk scene itu, yah, jebol pertahanannya," tuturnya.
Dalam proses penggarapan "Gara-Gara Warisan", Acho dibantu oleh Ernest Prakarsa dan Chand Parwez Servia yang bertugas sebagai produser. Ia mengatakan dukungan yang diberikan Ernest dan Parwez memberinya kemudahan sebagai sutradara debutan sehingga dirinya juga bisa fokus menggarap sisi kreatif film.
"Gue mendapat dukungan itu dari mulai penulisan, mulai dari awal submit naskah ke Pak Parwez. Pak Parwez juga baca semuanya dari mulai sinopsis. Banyak masukan yang membuat cerita itu mengalami beberapa fase perubahan sampai di final draf yang akhirnya kami jadikan ke layar lebar ini," kata Acho.
Baca juga: Dennis Adhiswara belajar berkomedi dari para komika
Baca juga: Menparekraf: Komedian dan konten kreator profesi menjanjikan
Baca juga: Ernest Prakasa minta warganet tak unggah ulang materi komika
Dalam sebuah pengambilan gambar, Ernest mengatakan dirinya sempat menangkap gestur Acho yang ingin menangis namun ditahan saat menyaksikan adegan sedih yang dimainkan Yayu Unru sebagai bapak bernama Dahlan.
"Acho ini kayaknya dia mau nangis, tapi ditahan-tahan gitu. Kayaknya itu udah mau mewek banget, tapi kayaknya malu, kan banyak kru, ya, jadi dia tahan nangisnya sampai badannya bergetar," kata Ernest saat konferensi pers di Jakarta, ditulis Jumat.
Film "Gara-Gara Warisan" menandai debut penyutradaraan Acho yang sebelumnya lebih dikenal sebagai aktor dan komika. Film ini direncanakan tayang di bioskop pada 30 April atau bertepatan dengan momen perayaan lebaran.
Baca juga: "Gara-Gara Warisan" jadi film komedi pertama Oka Antara
Baca juga: Film komedi "Gara-Gara Warisan" akan tayang di bioskop pada 30 April
Merespon cerita yang dilontarkan Ernest, Acho mengaku saat itu dirinya bahkan tidak sadar bahwa Ernest merekam diam-diam gestur menahan tangis itu dari belakang monitor.
"Jebol pertahanannya. Kalau nonton scene komedi kan kayak, 'Wah, enaklah nge-direct-nya bisa ketawa-ketawa'. Pas scene drama itu kayak, 'Aduh gimana ini'," tutur Acho.
Menurutnya, adegan tersebut merupakan salah satu adegan yang tidak melewati proses reading bersama Yayu. Bagi Acho, bagian adegan drama hanya perlu merenungkan rasa pada peran secara lebih mendalam dan melepaskan akting dalam satu kali pengambilan gambar.
"Kami (Acho dan Yayu) punya pemahaman yang sama bahwa scene semacam ini bukan tipikal yang bisa dilatih berulang-ulang. Ini tipikal scene yang memang harus dirasakan dalam-dalam dan nanti dilepaskan saja di depan kamera," terang Acho.
Momen tersebut, kata Acho, menjadi pengalaman baru bagi dirinya karena secara langsung melihat penampilan akting yang kuat. Terlebih, dirinya juga merasa cerita dalam "Gara-Gara Warisan" memiliki kedekatan yang personal.
"Padahal, hari-hari sebelumnya bercanda mulu, ketawa-ketawa. Giliran masuk scene itu, yah, jebol pertahanannya," tuturnya.
Dalam proses penggarapan "Gara-Gara Warisan", Acho dibantu oleh Ernest Prakarsa dan Chand Parwez Servia yang bertugas sebagai produser. Ia mengatakan dukungan yang diberikan Ernest dan Parwez memberinya kemudahan sebagai sutradara debutan sehingga dirinya juga bisa fokus menggarap sisi kreatif film.
"Gue mendapat dukungan itu dari mulai penulisan, mulai dari awal submit naskah ke Pak Parwez. Pak Parwez juga baca semuanya dari mulai sinopsis. Banyak masukan yang membuat cerita itu mengalami beberapa fase perubahan sampai di final draf yang akhirnya kami jadikan ke layar lebar ini," kata Acho.
Baca juga: Dennis Adhiswara belajar berkomedi dari para komika
Baca juga: Menparekraf: Komedian dan konten kreator profesi menjanjikan
Baca juga: Ernest Prakasa minta warganet tak unggah ulang materi komika
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: