Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memperkirakan inflasi pada September ini 0,89 persen atau lebih rendah dibanding Agustus lalu.

"Inflasi, saya perkirakan tidak akan setinggi di bulan Agustus lalu. Kalau kemarin 0,89 persen atau hampir 0,9 persen, kita harapkan di bulan September dibawah itu," kata Menteri Koordinator Perkonomian Hatta Radjasa di Jakarta, Senin.

Perkiraan inflasi yang lebih rendah itu mempertimbangkan turunnya harga sejumlah komoditas, terutama emas setelah beberapa waktu lalu sempat naik hingga 0,3 persen.

Sementara untuk harga pangan juga relatif stabil pascalebaran, bahkan beberapa harga pangan lainnya ada yang mengalami penurunan.

"Untuk `volatile food` saya melihat itu tidak terlalu tinggi. Walaupun ada beberapa yang menjadi penyumbang inflasi, terutama kebutuhan pangan pokok, tetapi itu tidak tinggi," ujar Hatta.

"Demikian juga untuk `core inflation`, saya harapkan juga tidak terlalu tinggi. Tidak seperti kemarin di mana `core inflation` naik," imbuhnya.

Terkait inflasi tersebut, Hatta optimistis target inflasi hingga akhir tahun yang diperkirakan di bawah 5 persen akan tercapai.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada Tony Prasetyantono memprediksi pada September, inflasi berkisar antara 0,1-0,2 persen, dan secara "year on year" sebesar 4,5 persen.

Selama Oktober dan November, inflasi diperkirakan masih berada di kisaran 0,2 persen. Perkiraan itu didasarkan pada suku bunga acuan atau BI Rate yang diperkirakan masih ada peluang turun.

Namun demikian, pada Desember mendatang, inflasi kemungkinan akan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya belanja masyarakat dan pemerintah.

"Hingga akhir tahun, angka inflasi diperkirakan masih akan ada di kisaran 5 persen, bahkan masih bisa di bawah 5 persen," tandas Tony.

Dalam APBN-P 2011, target inflasi pemerintah diperkirakan mencapai 5,65 persen.

(KR-TRT)